Kompas TV nasional hukum

Novel Baswedan Duga Ada Proses Tidak Biasa dalam Rilis OTT Dugaan Suap Komisioner KPU Tahun 2020

Kompas.tv - 10 Januari 2025, 19:42 WIB
novel-baswedan-duga-ada-proses-tidak-biasa-dalam-rilis-ott-dugaan-suap-komisioner-kpu-tahun-2020
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dalam Program On Point Kompas TV, Jumat (10/1/2025). (Sumber: Tangkapan layar YouTube)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menduga ada proses yang tidak biasa dalam rilis operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan tahun 2020.

Novel menyebut, berdasarkan informasi yang ia peroleh, pimpinan KPK saat itu, Firli Bahuri, menyampaikan penangkapan tersebut pada media saat proses OTT masih berlangsung.

“Saya mendengar cerita dari kawan-kawan, dan kawan-kawan rasanya sudah bicara di media, kan. Hari ini sudah banyak yang bicara terkait dengan Fitrli Bahuri yang waktu itu, tahun 2020 menyampaikan ke media saat proses penangkapan itu sedang berjalan,” ungkapnya dalam On Point, yang tayang di YouTube Kompas TV, Jumat (10/1/2025).

Menurutnya, kejadian semacam itu tidak pernah terjadi. Biasanya pimpinan KPK menyampaikan pada media setelah proses OTT selesai.

“Jadi ini kan nggak pernah, pimpinan KPK kalau ada OTT biasanya tidak mungkin menyampaikan sebelum proses OTT itu selesai. Setelah selesai, baru sebagai tranparansi, disampaikan.”

Baca Juga: PDIP Buka Suara soal Pernyataan Effendi, Benarkah Jokowi Bantu Hasto agar Tak 'Diotak-Atik' KPK?

“Tapi yang terjadi adalah, pada saat Wahyu Setiawan ditangkap di bandara, dan beberapa lama kemudian rasanya Firli Bahuri menyampaikan, tapi seperti apa faktanya, saya nggak tahu,” tuturnya.

Menurut Novel, hal itu bisa menjadi persoalan, karena dengan tersampaikannya penangkapan pada publik, maka orang-orang yang ada kaitan bisa menghilangkan bukti, lari, sembunyi, dan lain-lain.

“Itu pasti akan mengganggu dalam prosesnya.”

Saat ditanya apakah ada unsur kesengajaan dalam penyampaian itu, Novel mengatakan hal itu harus ditanyakan pada Firli.

“Mesti ditanya sama Firli. Tapi masa iya nggak paham karena sebelumnya pernah jadi deputi, kan. Artinya kan pengalaman dan paham sekali soal itu. Seharusnya.”

Saat kembali ditanya kenapa pada saat itu ada treatment spesial semacam itu, ia mengatakan, hal itu juga menjadi pertanyaan di internal KPK.

“Itu kan Firli yang treatment. Jadi itulah yang kemudian menjadi pertanyaan. Di internal KPK waktu itu juga banyak pertanyaan, ‘Loh kenapa kok tiba-tiba keluar’ ternyata di berita dilihat, keluarnya sumbernya dari Firli. Ini yang kemudian orang banyak bertanya, kenapa kok begitu,” bebernya.

“Biasanya itu proses OTT kan, salah satu pelaku atau penerima tertangkap, maka pemberinya dan lain-lain akan ditangkap juga dalam waktu yang berdekatan.”

Nanti, imbuhnya, setelah semua terselesaikan dan ada upaya untuk menjaga agar bukti-bukti dapat ditindaklanjuti pada proses penyidikan, baru penangkapan tersebut dirilis ke media.

Baca Juga: Pidato di HUT ke-52 PDIP, Megawati Kritik KPK yang Urus Kasus Hasto

“Nanti proses selanjutnya adalah setelah ekspose. Setelah ekspose nanti diputuskan apakah itu naik ke penyidikan, tersangkanya siapa, itu baru konferensi pers pimpinan KPK atau juru bicara. Biasanya begitu.”

“Tapi ini kan nggak lazim. Prosesnya masih berjalan, tiba-tiba pimpinan KPK menyampaikan, dan pimpinan KPKnya adalah orang yang punya pengalaman di KPK sebenarnya, dia pernah jad deputi dan dia paham mekanisme itu,” tegasnya.

Saat ditanya mengenai apakah perbuatan itu termasuk menghalang-halangi penyidikan, Novel menyebut, jika dilakukan dengan sengaja, maka itu bisa masuk penghalangan.

“Kalau itu dilakukan dengan sengaja, dengan maksud, maka itu upaya menghalang-halangi atau upaya menggagalkan suatu proses OTT yang dilakukan.”


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x