JAKARTA, KOMPAS.TV - Center for Financial and Digital Literacy menilai ketersediaan internet hingga daerah terluar bisa berdampak buruk jika masyarakatnya masih buta huruf digital.
Pendapat itu disampaikan oleh Rahman Mangussara, Founder Center For Financial and Digital Litercy, melalui keterangan tertulis, Senin (30/12/2024).
Ia menilai, penetrasi internet hingga ke pelosok terluar Indonesia merupakan hal berbeda dengan kecerdasan digital.
‘’Selain soal kejahatan, juga bisa menjadi sumber polarisasi sosial seperti yang sudah kita saksikan beberapa tahun ini. Sisi gelap media sosial sudah kita lihat, dan semua itu butuh literasi yang memadai untuk menangkalnya,’’ ucapnya.
Baca Juga: Uskup Agung Ingatkan Bahaya Pinjol dan Judol: Sudah Banyak Keluarga Hancur
Menurutnya, di Abad 21 ini kecakapan dasar baca, tulis dan hitung sudah tidak memadai lagi.
Tapi harus ditambahkan kecakapan dasar digital, supaya masyarakat tidak mudah tersesat dan menjadi korban kejahatan digital.
‘’Buta huruf baca, tulis dan menghitung sudah tidak ada lagi, tapi buta huruf digital masih banyak. Itu pekerjaan rumah Kementerian Komunikasi dan Digital. Terlebih namanya sudah diganti,’’ kata Rahman.
Dalam keterangannya, Rahman juga menyinggung jumlah kasus dugaan bunuh diri korban pinjaman online (pinjol) dan judi online sepanjang 2024 mencapai 26 orang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.