JAKARTA, KOMPAS.TV - Gerakan "Peduli Muara Gembong" di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menjadi langkah awal untuk mengatasi permasalahan sampah dan mewujudkan lingkungan yang bersih.
Gerakan Peduli Muara Gembong mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan organisasi lintas agama.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono datang langsung ke lokasi saat gerakan tersebut digelar, Minggu (15/12/2024) lalu.
Ia mengatakan, Global Waste Management Outlook 2024 menyebut sebanyak 38 persen sampah global masih tidak terkelola dengan baik.
Baca Juga: Menteri Jajal "Direct Train" Jakarta-Yogyakarta, Pastikan Siap Layani Libur Nataru
“Jumlah timbulan sampah yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, perlu kita antisipasi bersama, sehingga tidak akan timbul permasalahan lingkungan,” kata Thomas. Dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Selasa (18/12).
Sampah yang tidak terkelola baik bisa memicu pencemaran udara, air, tanah, permasalahan kesehatan dan peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK).
Khusus di kawasan Muara Gembong, banjir rob membawa sampah dan mencemari kawasan pesisir dan ekosistem mangrove yang tengah warga tata untuk mengatasi banjir dan abrasi.
“Akibatnya, kawasan mangrove yang seharusnya berfungsi sebagai benteng alami melawan banjir dan abrasi menjadi terganggu,” ucapnya.
Baca Juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Ungkap Puncak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru pada 21 dan 28 Desember
Thomas Djiwandono yang juga Ketua Panitia Natal Nasional 2024 ini menambahkan, sampah yang terbawa oleh banjir rob tidak hanya merusak ekosistem mangrove, tetapi juga mengurangi efektivitasnya dalam menahan gelombang air laut.
Dampaknya, selain merusak lingkungan, hal ini menambah beban warga yang sedang berupaya menata kawasan ini.
Selain itu, masih banyaknya sampah tidak terpilah, menumpuk, mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat.
Menurutnya, gerakan ini menjadi langkah awal sekaligus inisiasi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya pengurangan sampah. Terutama yang berasal dari rumah tangga di sekitar kawasan.
Kepedulian sosial dan lingkungan Peduli Muara Gembong menghadirkan beragam kegiatan yakni penanaman 2.024 bibit mangrove untuk pemulihan ekosistem.
Kemudian Clean Up Sampah Muara Gembong, aksi bersama komunitas lokal untuk membersihkan kawasan dari sampah demi lingkungan yang lebih sehat.
“Dukungan yang kami berikan yaitu berupa perahu kayak. Harapannya dapat meningkatkan kinerja komunitas lokal dalam monitoring dan pembersihan sampah kawasan mangrove,” imbuh Thomas.
Selain itu, ada pula kegiatan bazar sembako tukar sampah. Sebuah inisiatif kreatif yang mengajak masyarakat untuk menukarkan sampah dengan kebutuhan pokok.
Harapannya masyarakat dapat lebih memahami jenis sampah yang high value dan low value dan berdaya guna. Beberapa hari sebelumnya juga telah dilakukan pemilahan sampah dan sosialisasi pengurangan sampah dari rumah dan warung sekitar kawasan oleh Tim Bank Sampah Bersinar.
Thomas Djiwandono pun berharap, beragam kegiatan Peduli Muara Gembong ini menjadi langkah awal perubahan positif. Menginspirasi semua pihak untuk terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.