Thomas Djiwandono yang juga Ketua Panitia Natal Nasional 2024 ini menambahkan, sampah yang terbawa oleh banjir rob tidak hanya merusak ekosistem mangrove, tetapi juga mengurangi efektivitasnya dalam menahan gelombang air laut.
Dampaknya, selain merusak lingkungan, hal ini menambah beban warga yang sedang berupaya menata kawasan ini.
Selain itu, masih banyaknya sampah tidak terpilah, menumpuk, mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat.
Menurutnya, gerakan ini menjadi langkah awal sekaligus inisiasi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya pengurangan sampah. Terutama yang berasal dari rumah tangga di sekitar kawasan.
Kepedulian sosial dan lingkungan Peduli Muara Gembong menghadirkan beragam kegiatan yakni penanaman 2.024 bibit mangrove untuk pemulihan ekosistem.
Kemudian Clean Up Sampah Muara Gembong, aksi bersama komunitas lokal untuk membersihkan kawasan dari sampah demi lingkungan yang lebih sehat.
“Dukungan yang kami berikan yaitu berupa perahu kayak. Harapannya dapat meningkatkan kinerja komunitas lokal dalam monitoring dan pembersihan sampah kawasan mangrove,” imbuh Thomas.
Selain itu, ada pula kegiatan bazar sembako tukar sampah. Sebuah inisiatif kreatif yang mengajak masyarakat untuk menukarkan sampah dengan kebutuhan pokok.
Harapannya masyarakat dapat lebih memahami jenis sampah yang high value dan low value dan berdaya guna. Beberapa hari sebelumnya juga telah dilakukan pemilahan sampah dan sosialisasi pengurangan sampah dari rumah dan warung sekitar kawasan oleh Tim Bank Sampah Bersinar.
Thomas Djiwandono pun berharap, beragam kegiatan Peduli Muara Gembong ini menjadi langkah awal perubahan positif. Menginspirasi semua pihak untuk terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.