JAKARTA, KOMPAS.TV — Amnesty International Indonesia mendesak Markas Besar (Mabes) TNI untuk menindak tegas seluruh pihak yang terlibat dugaan kekerasan dan pembunuhan oleh sejumlah prajurit TNI di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (8/11/2024).
Desakan itu disampaikan melalui pernyataa pers Direktut Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid yang diterima Kompas.id, Selasa (12/11/2024).
Ia menegaskan bahwa seharusnya aparat TNI melindungi warga, bukan melakukan kekerasan terhadap mereka.
”Kami mendesak Markas Besar TNI untuk mengungkap dan menindak tegas seluruh pihak yang terlibat, baik di lapangan maupun di tingkat komando. Pangdam I Bukit Barisan dan jajarannya juga harus bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan ini,” ujar Usman.
Baca Juga: Mabes TNI Tegaskan Bakal Kawal Pengusutan Kasus 33 Prajurit Serang Warga Deli Serdang
Penanganan insiden tersebut, kata Usman, tidak boleh berhenti di prajurit lapangan, tetapi harus menjangkau pimpinan di tingkat komando.
Hal itu untuk memastikan apakah mereka memiliki keterlibatan langsung atau membiarkan tindakan tersebut terjadi.
Pihaknya juga meminta agar semua yang terlibat dalam kekerasan tersebut diproses di pengadilan sipil, untuk menjamin keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.
”Tanpa tindakan tegas, kekerasan semacam ini bisa terus berulang dan impunitas aparat akan semakin melemahkan kepercayaan publik pada institusi negara,” imbuhnya.
Amnesty pun mendesak pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) turun tangan dalam penyelidikan dan melindungi para korban beserta keluarga mereka.
Sebelumnya diberitakan, puluhan orang yang merupakan anggota TNI Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan menyerang perkampungan warga di Desa Selamat Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) malam hingga Sabtu dini hari.
Mereka datang sekitar pukul 22.00 WIB untuk mencari orang yang terlibat cekcok dengan mereka di jalan.
Mereka menyerang warga secara brutal, baik yang ada di jalan maupun di rumah, serta menyisir perkampungan dan mendobrak rumah warga.
Seorang warga mengalami luka sobek cukup besar di kepala dan masih dirawat intensif di rumah sakit.
”Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta,” kata Kepala Desa Selamat Bahrun dalam acara adat pemakaman seorang korban Raden Barus, Minggu (10/11/2024).
Raden Barus (60), tewas di pinggir jalan dengan luka di sekujur tubuhnya. Delapan warga luka berat dan belasan orang lainnya luka ringan akibat serangan itu.
Menurut Bahrun, saat itu Raden kebetulan sedang berada di luar. Namun, ia mengaku belum mengetaui bagaimana Raden bisa menjadi korban.
Baca Juga: Satresnarkoba Polrestabes Medan Gerebek Gudang Narkoba di Kabupaten Deli Serdang
Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan.
Menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha, proses hukum telah berjalan terhadap anggota Armed-2 yang diduga terlibat dalam penyerangan warga itu. ”
Oknum yang terkonfirmasi ada 33 orang. Mereka diperiksa di Polisi Militer Kodam I BB,” kata Dody.
Ia memastikan tidak akan ada lagi kejadian penyerangan di daerah tersebut.
”Pada intinya tidak akan terjadi lagi kejadian penyerangan tersebut sehingga diharapkan suasana kondusif di sana,” kata Dody.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.