Agung menambahkan bahwa fokus utama bukanlah jumlah kementerian, tetapi siapa yang akan menempati posisi-posisi tersebut. Menurutnya, nama-nama yang diusulkan akan menentukan arah kabinet, apakah lebih condong ke politik, teknokrasi, atau kepentingan publik.
"Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa ada penambahan kementerian yang berseliweran di media ada yang 40, 44 bahkan kalau saya hitung sama badan-badannya ada 46 atau 47. Jadi itu menarik ya," lanjutnya.
"Tapi yang jelas kalau saya fokusnya bukan jumlahnya tapi siapa nama-nama yang menempati posisi itu karena menentukan dimensi mana yang paling kuat, dimensi teknokratisnya, dimensi politiknya, atau dimensi publiknya," ujar Agung.
Sebelumnya beredar kabar susunan kabinet pemerintahan terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diisukan akan mengalami penambahan jumlah kementerian.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
"Jumlah pastinya berapa, belum. Tapi penambahan iya," ungkap Zulkifli Hasan dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Gerindra sebagai partai utama pengusung Prabowo belum memberikan banyak keterangan terkait jumlah kementerian.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, hanya menyebutkan bahwa Prabowo berencana membentuk sebuah zaken kabinet, yakni kabinet yang diisi oleh orang-orang ahli di bidangnya.
"Pak Prabowo ingin ini adalah sebuah pemerintahan zaken kabinet. Di mana yang duduk adalah orang-orang yang ahli di bidangnya, meskipun yang bersangkutan berasal atau diusulkan dari partai politik," kata Muzani pada Senin (9/9/2024).
Baca Juga: Reaksi Jokowi Soal Wacana 44 Kementerian di Kabinet Prabowo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.