Sementara itu, pengamat politik Ray Rangkuti tidak yakin Megawati Soekarnoputri akan membawa partainya bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dia menyebut tiga alasan utama. Pertama, kata dia, secara politik dan elektoral akan merugikan PDI-P jika gabung koalisi Prabowo-Gibran.
"Akan jauh lebih strategis jika tetap mereka di luar (koalisi)," ujarnya, Kamis (19/9).
Faktor kedua, Ray mengatakan Megawati bukan tipe politikus seperti politikus Indonesia pada umumnya.
"Sejauh pengenalan saya terhadap ibu Mega, beliau bukanlah politisi dengan gaya politisi Indonesia umumnya.
Ada karakter, sportifitas dan idealitas dalam jejak politik ibu Mega.
"Saya kira, jalan ini akan tetap ditempuh oleh ibu Mega," ujarnya.
Faktor ketiga, bukan soal kekuasaan. Menurut Ray, jika kekuasaan yang diinginkan Megawati maka PDI-P niscaya tidak akan menolak ide 3 priode pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Istana Singgung Megawati Naik Jet Pribadi, PDIP: Itu Dalam Rangka Perjalanan Kebangsaan!
"Sudah hampir dapat dipastikan jika mereka setuju dengan gerakan itu, mereka akan berkuasa sampai 2029 yang akan datang," kata dia.
Faktanya, lanjut Ray, justru hanya PDI-P yang secara terbuka dan di depan menyatakan tidak untuk 3 priode.
"Lha, 3 priode saja mereka tolak apalagi hanya 1 atau 2 kursi kabinet," tandas Ray Rangkuti.
Sumber : Kompas TV, wartakota
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.