JAKARTA, KOMPAS.TV – Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim, menilai ada upaya penggelembungan suara seiring melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pernyataan Chico Hakim tersebut disampaikan pada wartawan, Minggu (3/3/2024) menanggapi lonjakan hasil rekapitulasi suara PSI di laman Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Chico berpendapat lonjakan suara PSI dalam beberapa hari ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.
“Saya lihat tidak masuk akal dengan lonjakan ratusan ribu hanya dalam hitungan jam,” jelasnya, dikutip dari laporan jurnali Kompas TV, Putu dan Subandi.
“Yang menarik adalah berkurangnya suara dari Partai Persatuan Pembangunan Yang kita ketahui selama ini selalu bisa dipastikan akan lolos,” lanjutnya.
Chico menambahkan, selama ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesiamemiliki basis suara tersendiri.
Baca Juga: Saat Mantan Ketua MK Pernah Tanggapi SBY Umumkan Kemenangan versi Hitung Cepat: Waduh Gawat Juga Ini
“PPP sebagai partai tertua di Indonesia seperti Golkar dan PDI perjuangan, PPP sendiri tentunya memiliki suara di pelosok Indonesia untuk basis pemilih kalangan muslim.”
Ia mengaku menyayangkan adanya upaya penggelembungan suara PSI yang disebut salah satu caranya dengan mengambil suara partai lain.
Ini sangat disayangkan karena ada upaya di masyarakat untuk penggelembungan suara PSI salah satu caranya dengan mengambil suara partai lain.”
“Kami berharap ini jadi perhatian masyarakat, masyarakat sipil agar tidak terjadi kecurangan yang begitu terstruktur, sistematis, masif terkait penghitungan suara ini,” harapnya.
Chico juga berharap agar pemilihan umum (pemilu) yang saat ini tahapannya belum selesai, bisa berlangsung dengan baik meski sejak awal dianggap sebagai pemilu terburuk.
“Kita harap pemilu yang tahapannya belum selesai bisa berlangsung baik walaupun memang sejak awal kita anggap pemilu ini sebagai pemilu yang terburuk selama era reformasi,” tegasnya.
Sebelumnya, Kompas TV memberitakan, berdasarkan data perhitungan suara manual atau real count KPU dari 29 Februari-2 Maret 2024, suara PSI bertambah sebanyak 230.361 dari 2.240 TPS.
Perolehan suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count KPU dari 29 Februari-2 Maret 2024.
Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah dari 2.171.907 atau 2,86 persen pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 2.402.268 atau 3,13 persen pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.
Artinya, suara PSI bertambah sebanyak 230.361 suara dalam kurun waktu tiga hari.
Sementara, dalam kurun waktu yang sama, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang hasilnya tercatat di situs real count KPU bertambah 2.240, dari 539.084 TPS menjadi 541.324 TPS.
Hasil perhitungan sementara KPU PSI memperoleh 2.402.798 suara atau 3,13 persen.
Perolehan suara PSI tersebut hasil perhitungan KPU Sabtu (2/3/2024) pukul 21.00 WIB, dengan progres data di 541.538 TPS dari 823.236 TPS atau 65.78 persen.
Sementara anggota KPU RI Idham Holik saat ditemui di Kantor KPU Jakarta pada Sabtu (2/3/2024), mengaku belum mengerti lonjakan yang dimaksud.
Menurutnya, penghitungan hasil Pemilu 2024 yang akan disahkan oleh KPU berdasarkan rekapitulasi berjenjang bukan data yang ditampilkan dalam situs real count KPU.
“Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut itu lonjakan apa,” kata Idham, dikutip dari video Kompas.TV.
Baca Juga: Merespons Perolehan Suara PSI, KPU: Kami Belum Mengerti yang Dimaksud dengan Lonjakan Tersebut
“Yang jelas Undang-Undang Pemilu menegaskan bahwa perolehan suara peserta pemilu yang disahkan oleh KPU itu adala berdasarkan rekapitulasi resmi yang dilakukan mulai dari PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI, dan saat ini sedang berlangsung rekapitulasi berjenjang tersebut,” bebernya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.