Menurutnya, bisa dikatakan bahwa setiap kali Jokowi berkunjung ke Yogakarta, ia selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Sultan.
“Kalau kita berbicara Pak Prabowo dengan Mas Gibran, tentunya kita melihat Mas Gibran adalah seorang putra Solo yang tahu sopan santun. Tentunya akan datang untuk meminta izin.”
“Kalau saat ini Pak Prabowo dan Mas Gibran datang kepada Sri Sultan, tentunya kita melihat ada satu pasang yang datang, yang langsung meminta izin kedua-duanya,” tuturnya.
Bahkan, lanjut Wihadi, jika memperhatikan bahasa tubuh Sultan saat menerima kunjungan Prabowo dan Gibran, ada sesuatu yang bisa dilihat dari situ. Namun, ia tidak secara gamblang menjelaskan hal yang ia maksud.
“Kalau kita melihat daripada bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh Sultan saat menerima Pak Prabowo dan Mas Gibran, itu adalah sesuatu hal yang kita melihat bahwa, masyarakat Jawa itu kan masyarakat yang sangat mengerti masalah bahasa tubuh.”
“Ini adalah suatu hal yang kita lihat di sini bagaimana menerima seorang tamu dan bagaimana menerima seorang sahabat, itu akan terlihat di situ,” tambahnya.
Baca Juga: Aksi Gibran dan Ridwan Kamil Motoran Naik Royal Enfield di Bandung
Ia kemudian menegaskan bahwa jika melihat tentang Keraton Yogyakarta, kita tidak hanya berbicara tentang Yogyakarta tetapi juga Mataram.
“Tidak hanya kita bicara Jogja, karena kita bicara di Jawa itu ada yang istilahnya Mataraman. Mataraman itu semuanya melihat bahwa di sini bagaimana pengaruh Sultan terhadap semuanya permasalahan di Jawa ini.”
“Ini bukan hanya bicara Jogja tapi kita bicara Jawa, Mataraman, itu tentu semuanya akan melihat bahwa Sri Sultan sebagai panutan mereka,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.