JAKARTA, KOMPAS.TV – Syahganda Naingolan selaku juru bicara (jubir) Tim Nasional (Timnas) pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menyebut Jokowi seperti Malin Kundang.
Pernyataan Syahganda tersebut disampaikan dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (30/1/2024).
Awalnya, ia menjawab pertanyaan mengenai komunikasi yang dilakukan oleh pihak paslon capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 mengenai salam empat jari.
“Pastinya komunikasi itu terjadi ya, dan saya tahu komunikasi itu pada level yang sangat tinggi,” jelasnya.
“Kan ada tiga hal dulu yang harus kita cermati. Pertama itu kan soal perasaan masyarakatnya sendiri, rakyat yang merasa di-betrayal oleh dua sosok ini, Jokowi dan Prabowo.”
Jokowi, lanjut Syahganda, seperti Malin Kundang, karena ia dibesarkan oleh Megawati dan seharusnya mengabdi pada PDIP dan Megawati.
“Jokowi itu kan seperti Malin Kundang ya, dia itu dibesarkan oleh Ibu Megawati, yang harusnya dia itu tidak durhaka, dia balik mengabdi pada PDIP dan Ibu Megawati,” tambahnya.
Baca Juga: Gibran Tanggapi Gerakan Salam 4 Jari: Warga Tambah Bingung Nanti
“Ini malah mengacak-acak kantongnya Megawati, kantongnya banteng di Jawa Tengah.”
Jika nantinya dalam pemilihan umum (pemilu) PSI (Partai Solidaritas Indonesia) meraih suara antar tiga hingga tujuh persen, kata dia, maka akan berpengaruh pada PDIP.
“Kalau misalkan PSI akan meraup suara 3 sampai 7 persen di Jawa Tengah dan nasional, maka PDIP akan nomor 2 atau nomor 3, karena Gerindra dan lain-lain akan berusaha untuk takeover sebagai nomor 1 dan jadi Ketua DPR itu dari Gerindra,” bebernya.
“Ini kan bahaya benar buat PDIP, jadi air susu dibalas dengan air tuba.”
Yang kedua, lanjut Syahganda, adalah arogansi dalam mempolitisasi dana bansos, yang menurutnya dalam politik disebut sebagai "politik gentong babi".
“Arogansi ini misalkan kita lihat mereka mempolitisasi dana bansos, itu dalam politik namanya politik gentong babi, atau pork barrel politics.”
Saat host menyebut bahwa hal itu sudah dibantah, Syahganda mengatakan tidak bisa karena ada video yang beredar,.
“Nggak bisa, karena kita melihat videonya, misalnya Zulkifli Hasan di Kendal kemarin tanggal 29 atau 26, dia bilang, ‘Hey masyarakat, siapa yang kasih bansos?’ diarahkan kan nama Jokowi.”
“Itu kan diarahkan, itu kan nggak boleh. Bansos itu kan hak rakyat, negara itu cuma wajib,” jelasnya.
Ketiga, lanjut dia, yang menyatukan pendukung 01 dan 03 adalah rusaknya akal sehat ketika Gibran dipaksakan menjadi cawapres Prabowo.
Baca Juga: Jokowi dan Prabowo Makan Bakso Bareng, TPN Ganjar-Mahfud: Deklarasi Saja, Rakyat Sudah Tahu
Hal ini, menurutnya membuat hubungan antara pihaknya sebagai pendukung 01, menjadi semakin cair dengan pendukung 03, padahal dulunya sangat berjarak selama bertahun-tahun.
“Saya sangat akrab dengan teman-teman 03, teman-teman saya yang 02 malah jauh dari saya sekarang, karena kita udah melihat mereka sebagai penghianat dalam politik demokrasi ini,” tambahnya.
“Jadi dalam politik demokrasi ini, maka tadi saya sepakat dengan Bung Chico, bahwa 1 dan 3 ini berusaha untuk menyingkirkan 02 upaya kita ini mengajarkan kepada rakyat bahwa kita mau berdemokrai secara sehat,” bebernya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.