JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru bicara (Jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menyebut video pengakuan warga Cilincing, Jakarta Utara terkait pendataan Babinsa usai kunjungan Prabowo sebagai fitnah.
Sebagaimana diketahui, pada Selasa (2/1/2024), di media sosial beredar video berisi pengakuan warga Cilincing yang didatangi Babinsa untuk dimintai data berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) usai disambangi oleh Capres nomor urut 2 itu pada Sabtu (30/12/2023).
Dahnil menjelaskan bahwa pendataan warga itu terkait program bedah rumah yang akan dilakukan oleh Universitas Pertahanan di Cilincing.
"Jadi tidak ada keterkaitan dengan tuduhan intimidasi, tuduhan menakut-nakuti. Ini upaya melakukan framing yang jahat sekali, dari upaya yang sedang dilakukan oleh Universitas Pertahanan dan TNI," terangnya di program Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (2/1/2023).
Ia juga menegaskan bahwa Prabowo sebagai Menhan tak memiliki wewenang untuk mengarahkan Babinsa maupun prajurit TNI lainnya.
Baca Juga: Gibran Absen dari Panggilan Klarifikasi Dugaan Pelanggaran Kampanye, Bawaslu Jakpus Masih Bungkam
"Perlu dipahami, Pak Prabowo sebagai Menhan tidak bisa mengerahkan Babinsa atau tidak bisa mengerahkan prajurit TNI, karena, beliau bukan sebagai pengguna kekuatan, juga bukan sebagai pembina kekuatan, tapi Pak Prabowo adalah pengembang kekuatan," ucapnya.
Tugas-tugas Menhan, kata dia, mengembangkan konsepsi pertahanan dan memastikan pertahanan Indonesia semakin baik.
"Jadi apa yang disampaikan, apa yang sedang diupayakan di-framing itu tentu adalah fitnah jahat dan nggak pernah dilakukan oleh Pak Prabowo maupun TNI," terangnya.
Sebelumnya, di dalam video yang dibagikan Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu (adian_napitupulu), seorang warga bernama Juli Handayani mengaku dimintai data oleh orang berseragam TNI.
Kepada perekam video, Juli mengaku diberitahu bahwa Capres Prabowo akan datang pada Sabtu (30/12/2023).
Setelah itu, kata Juli, Prabowo membagi-bagikan uang kepada anak-anak yang ada di Cilincing berupa pecahan Rp100 ribu.
"Anak-anak kecil doang, seratus ribu. Anak-anak sini pada ngeroyok semua," ujar Juli.
Baca Juga: TKN Respons Soal Dugaan Babinsa Data Warga Cilincing Usai Kunjungan Prabowo
Ia juga mengatakan bahwa orang yang membagikan uang adalah ajudan Prabowo. Setelah itu, Juli mengaku dimintai data KK dan KTP oleh orang berseragam TNI.
"Diambil KTP sama KK, nggak tahu, Babinsa yang ngambil, orang ABRI berseragam loreng-loreng," kata Juli.
"Iya (dimintai data -red), 'entar ada ya, Bu' katanya," ujar Juli menirukan ucapan pendata yang diduga aparat TNI itu.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Habiburokhman, menerangkan bahwa tak ada hubungan langsung antara TKN Prabowo-Gibran dengan Babinsa.
"Kami nggak ngerti ada yang menuduh bahwa Babinsa melakukan pendataan, tidak ada hubungan kami (TKN) dengan Babinsa," ujarnya, Selasa (2/1/2023) dikutip dari cuplikan Kompas TV.
"Pak Prabowo tidak bisa memerintahkan Babinsa untuk melakukan pendataan, jadi sepertinya fitnah," sambungnya.
Di sisi lain, Kapuspen TNI Brigjen Nugraha Gumilar mengatakan bahwa pendataan warga di Cilincing tersebut dilakukan oleh Universitas Pertahanan sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Pengambilan KTP dan KK oleh Babinsa dalam rangka pendataan rumah warga yang akan dibedah oleh Unhan Kemhan RI sebagai bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi atau pengabdian kepada masyarakat," terangnya, dikutip dari cuplikan Kompas Petang, Selasa (2/1/2024).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.