Dia berada di dalam Gedung II MK selama sekitar satu jam untuk dimintai keterangan MKMK yang diketuai oleh Jimly Asshiddiqie. Pemeriksaan pada Jumat ini menjadi kali kedua bagi Anwar Usman sebagai terlapor.
MKMK memeriksa Anwar Usman bersama delapan hakim lain MK terkait putusan perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 soal batas usia capres dan cawapres paling rendah 40 tahun atau pernah atau sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah.
Sebelumnya, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi atau MKMK menemukan dugaan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman berbohong terkait alasannya tak ikut pada Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) dalam memutus tiga perkara yang diuji di MK.
Adapun tiga perkara yang dimaksud tersebut yakni terkait uji materi usia batas calon presiden dan calon wakil presiden atau capres-cawapres yang kemudian ditolak oleh MK.
Demikian hal itu berdasarkan dugaan yang disampaikan salah satu pelapor. Dari laporan tersebut, kemudian dikonfirmasi oleh MKMK terhadap para hakim konstitusi yang diperiksa.
Baca Juga: Hakim Konstitusi Sedih MK Disebut Mahkamah Keluarga, Akui Tindakan Anwar Usman 'di Luar Nalar'
"Tadi ada yang baru soal kebohongan. Ini hal yang baru," kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Jimly menjelaskan alasan Anwar Usman tidak ikut RPH ada dua versi. Pertama, Anwar Usman menyadari tak ikut rapat karena konflik kepentingan. Kedua, alasannya karena sakit.
"Waktu itu alasannya kenapa tidak hadir ada dua versi, ada yang bilang karena (Anwar) menyadari ada konflik kepentingan, tapi ada alasan yang kedua karena sakit,” ucap Jimly.
“Ini kan pasti salah satu benar, dan kalau satu benar berarti satunya tidak benar.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.