Ia menerangkan, pernyataan soal "dipiting" yang ia ucapkan sebelumnya hanya perumpamaan saat menjawab pertanyaannya dari Pangdam.
"Ya saya sampaikan umpama-umpama, tidak ada saya mengerahkan pasukan, karena tidak ada permintaan pengerahan pasukan sebanyak itu. Mungkin pengertian masyarakat lain-lain," jelasnya.
Ia lantas meminta maaf atas pernyataan sebelumnya yang menimbulkan kehebohan di masyarakat.
"Pada kesempatan ini saya mau mohon maaf yang sebesar-besarnya," ujarnya.
Sebelumnya, Yudo mengatakan bahwa TNI merupakan back up atau cadangan bagi polisi yang melakukan pengamanan di Pulau Rempang.
“TNI kan di BKO (bawah kendali operasi) Polri, kami berada di belakang,” kata Yudo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).
Sebagai informasi, kondisi sosial di Rempang memanas karena pemerintah meminta warga di 16 desa pada tiga pulau di Batam pindah untuk pembangunan Rempang Eco City.
Warga menolak kehadiran aparat yang akan melakukan pematokan dan pengukuran lahan di Pulau Rempang yang dinilai akan menggusur permukiman mereka.
Area seluas 16.000 hektar itu akan dimanfaatkan pemerintah sebagai lokasi pabrik kaca dan panel surya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.