JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan DPP Partai Golkar sudah mulai menanggung kerugian setelah membangun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun hal itu, kata dia, sudah dipersiapkan sedari awal.
Ahmad Doli menjelaskan sejak awal KIB dibangun oleh Golkar, PAN, dan PPP, sudah ada anggapan koalisi tersebut akan merugi karena tidak ada capres yang diusung.
Menurutnya, saat membangun KIB, ketiga partai sudah bicara bukan hanya soal keuntungan dan kemenangan tapi juga pembangunan apa yang akan digagas untuk Indonesia ke depan.
Namun kata dia, jika dikalkulasi perannya di KIB, Golkar bisa dikategorikan rugi lantaran PPP sudah mulai pindah ke PDI Perjuangan.
"Kalau mau bicara untung rugi, sekarang sudah mulai agak rugi-rugi karena PPP sudah mulai kabur. Jadi kita menunjukkan Golkar di KIB bukan bicara menang saja, tapi Indonesia ke depan seperti apa," ujar Ahmad Doli di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (12/7/2023).
Baca Juga: Gerindra Berharap Golkar Ikut Dukung Prabowo Maju Bacapres Pemilu 2024
"Jadi Golkar karena waktunya masih cukup ya kita nikmati saja dinamika ini, kita ketemu saja dulu rame-rame diskusi, ketemu dari sana, ketemu dari sini," sambungnya.
Ahmad Doli mengakui terbentuknya koalisi dalam konteks menghadapi kompetisi Pilpres 2024, pastinya memiliki target kemenangan atau keuntungan.
Dasar dari terbentuknya koalisi adanya kesamaan pandangan, visi dan misi hingga psikologi politik.
Menurutnya, ada partai yang hingga saat ini belum bisa bertemu untuk membangun kerja sama atau koalisi.
Walaupun target dari koalisi di kompetisi Pilpres 2024 adalah kemenangan, persatuan dan demokrasi harus tetap terjaga dengan baik.
Baca Juga: Tak Mau Buru-Buru, Golkar Kontemplasi 2 Bulan buat Tentukan Pilihan Koalisi di Pilpres 2024
"Kita bersyukur mas Hasto (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto) ketemu dengan Mas Riefky (Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya) yang tadinya orang tidak bisa membayangkan. Itulah demokrasi yang harus kita jaga, ini kompetisi yang indah," ujar Ahmad Doli.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen PPP Arwani Thomafi menyatakan tidak ingin berdebat panjang mengenai langkah partainya mendukung bakal capres PDIP, Ganjar Pranowo .
Menurutnya, langkah PPP mendukung Ganjar bukan berarti meninggalkan KIB yang sebelumnya sudah dibangun bersama PAN dan Golkar.
Arwani menjelaskan ada tiga hal yang mendasari PPP mendukung Ganjar sebagai bakal capres. Pertama kerja sama partai politik merupakan perintah dan amanat konstitusi UUD 1945.
Baca Juga: Zulhas Blak-blakan Terkait Arah Koalisi PAN Mendekati Pendaftaran Pilpres 2024
Ia mengatakan Pasal 6A ayat (2) UUD 1945 menyebutkan pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
Kedua, kata Arwani, PPP menemukan kesamaan gagasan atau visi antara partai satu dengan lainnya.
Ketiga, sambungnya, ada sejarah dan perjalanan-perjalanan yang menguatkan hubungan antara PDIP dan PPP sehingga bisa menyatu.
"Kerja sama politik dengan PDIP tentu didasari tiga hal tadi. Tidak ada misalnya saling meninggalkan. Kalau sudah perintah konstitusi, maka menang kalah saya kira itu bagian komitmen pengabdian kita kepada bangsa dan negara," ujar Arwani.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.