JAKARTA, KOMPAS.TV - Maarif Institute menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Wirid Kebangsaan yang dimulai 27 – 29 Mei 2023, di ADA SaRanG (Kiniko Art Room), Bantul, DI Yogyakarta.
Direktur Eksekutif Maarif institute, Abd. Rohim Ghazali mengatakan, acara ini digelar untuk mengenang setahun wafatnya Buya Syafii.
Dia berpendapat acara tersebut juga tidak hanya dimaksudkan untuk mengenang Buya Syafii tetapi juga untuk bisa melanjutkan pemikirannya pasca wafatnya beliau.
"Melanjutkan pemikiran Buya Syafii bukan hanya menjadi tanggung jawab Maarif Institute tetapi juga menjadi tanggung jawab semua anak-anak bangsa," kata Rohim dalam keterangan tertulis, Minggu (28/5/2023).
Menurutnya, semua anak bangsa menjadi pewaris pemikiran-pemikiran Buya Syafii yang sangat brilian dan kritis dalam menyoroti masalah-masalah bangsa.
"(Semua anak bangsa) juga mewarisi keteladanan dan kesederhanaan beliau di tengah kondisi bangsa yang sarat dengan persoalan korupsi, konflik horizontal, intoleransi, dan kekerasan-kekerasan lainnya”, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, KH. Mustofa Bisri, yang akrab dipanggil Gus Mus menyampaikan, Buya Syafii merupakan sosok yang mempunyai sikap yang tidak banyak dimiliki oleh tokoh lain.
“Orang mau bersikap sederhana itu mudah, bersikap jujur itu mudah, mempunyai tekad perjuangan untuk agama dan bangsa itu mudah, yang sulit adalah terus bersikap seperti itu. Sikap seperti inilah yang ada pada diri Buya Syafii. Buya adalah orang yang istikamah di jalan itu,” ungkap Gus Mus.
Baca Juga: Tadarus Ramadan 2023 Maarif Institute: 2 Dekade Konsisten Rawat Pemikiran Buya Syafii
Buya Syafii menurut Gus Mus juga merupakan pribadi yang tidak pernah punya rasa takut akan berbagi hal, baik itu rasa takut akan kesedihan, hingga hinaan.
“Karena apa? Karena beliau adalah wali Allah, kekasih Allah”, terang Gus Mus.
Dia pun berharap akan lahir tokoh-tokoh umat yang mempunyai pribadi layaknya pribadi Buya Syafii.
Adapun acara Wirid Kebangsaan ini digelar disamping untuk mengenang setahun wafatnya Buya Syafii, juga dalam rangka meramaikan dua dekade Maarif Institute.
Acara yang diselenggarakan bekerja sama dengan SaRanG Buiding dan Anak Panah tersebut meliputi orasi kebudayaan, pameran lukisan, pameran foto, pameran koleksi beberapa barang pribadi Buya Syafii, dan diskusi buku.
Terkait pameran foto-foto Buya Syafii yang ditampilkan menyiratkan jejak langkah dan titik kisar perjalanannya dari Sumpur Kudus, sebuah kampung di Minangkabau yang menyimpan peristiwa-peristiwa penting sejarah bangsa, sampai menjadi tokoh nasional yang dikenal dunia.
Sementara dalam orasi budaya, budayawan kondang, Butet Kertaradjasa melukiskan sosok Buya Syafii sebagai pemikir bangsa dan cendekiawan bersahaja.
Menurutnya, nyala api perjuangan Buya Syafii perlu diteruskan oleh anak-anak Indonesia.
Dalam acara itu, Maarif Institute juga meluncurkan dua buku obituari Buya Syafii, berjudul, "Nyala Abadi Suluh Bangsa" (Kompas, Mei 2023) dan "Guru Bangsa Penembus Batas" (IBtimes, Mei 2023).
Penerbitan dua buku ini merupakan wujud usaha keras untuk merekam riwayat intelektualisme Buya melalui kacamata orang lain.
Acara yang dihadiri tidak kurang dari 100 orang peserta ini diharapkan bisa menjadi energi baru dalam upaya menyosialisasikan gagasan dan cita-cita sosial Buya Syafii.
Yakni baik di ranah keislaman, kebangsaan yang mengusung nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebinekaan yang dapat diwariskan kepada anak-anak bangsa wawasan tentang kebangsaan, kebinekaan, dan dapat mendorong hubungan sosial yang harmonis dan bebas diskriminatif.
Baca Juga: Merawat Pemikiran Buya Syafii Maarif tentang Islam, Toleransi dan Pancasila
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.