JAKARTA, KOMPAS.TV – Survei Indikator Politik Indonesia menemukan 35,7 persen responden memilih Ridwan Kamil sebagai Gubernur DKI Jakarta dan 13,9 persen memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Persentase suara tersebut merupakan hasil simulasi enam nama calon gubernur DKI Jakarta tanpa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan.
Selain nama Ridwan Kamil dan AHY, empat nama lainnya berturut-turut adalah politikus NasDem Ahmad Sahroni (9,9 persen), Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (7 persen), mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (6,7 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (6 persen).
Sementara sebanyak 20,8 persen responden belum menjawab.
Sedangkan pada simulasi delapan nama, meski menjadi calon dengan persentase terbanyak, Ridwan Kamil hanya meraup 23,3 persen.
Disusul Menparekraf Sandiaga Uno (19,5 persen), AHY (11,3 persen), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (10,3 persen), Ahmad Sahroni (8,1 persen), Heru Budi Hartono (5,8 persen), Ahmad Riza Patria (5,4 persen), dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (0,8 persen).
Sedangkan responden yang belum menjawab sebanyak 15,6 persen.
Survei Indikator Politik Indonesia juga melakukan simulasi empat nama calon gubernur DKI Jakarta, yakni Ahmad Sahroni, Tri Rismaharini, Ahmad Riza Patria, dan Heru Budi Hartono.
Baca Juga: Surya Paloh Sebut Tak Ada Penawaran dari Luhut agar Ahok Jadi Bakal Cawapres Anies di Pilpres 2024
Hasilnya, Ahmad Sahroni meraih 22,5 persen, kemudian Tri Rismaharini 14,1 persen, Ahmad Riza Patria 12,1 persen, dan Heru Budi Hartono 11,7 persen. Sementara 39,6 persen responden belum menjawab.
Sedangkan pada simulasi tiga nama, Ahmad Sahroni meraih 26,8 persen, kemudian Heru Budi Hartono 15,1 persen, dan Ahmad Riza Patria 14,2 persen. Sedangkan responden yang belum menjawab sebanyak 43,9 persen.
Saat dilakukan simulasi semi terbuka dengan 27 nama calon, nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, meraih suara terbanyak, yakni 19,3 persen.
Selanjutnya berturut-turut Ridwan Kamil (12,3 persen), Sandiaga Uno (11,7 persen), Anies Baswedan (10,3 persen), AHY (7,2 persen), Ahmad Sahroni (5,7 persen), Gibran Rakabuming Raka (5,1 persen), Heru Budi Hartono (5,1 persen), dan nama-nama lain meraih kurang dari 4 persen.
Adapun responden yang belum menjawab sebanyak 12,5 persen.
“Jadi polanya nggak berubah dibanding sebelumnya, meskipun persentasenya agak bertambah,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei tersebut, Kamis (11/5/2023).
Nama Ahok masih tetap bertengger dengan pemilih terbanyak saat dilakukan simulasi calon gubernur sebanyak 26 nama.
Jika nama Anies tidak dimasukkan dalam simulasi, Ahok meraih 20,8 persen, kemudian Ridwan Kamil 16,4 persen, Sandiaga Uno 14,8 persen, AHY 9 persen, Ahmad Sahroni 7,2 persen, Gibran 6 persen, Heru Budi Hartono 5 persen, dan nama-nama lainnya mendapat kurang dari 4 persen.
Adapun responden yang belum menjawab 7,9 persen.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, atau sudah di atas 17 tahun atau sudah menikah.
Baca Juga: Indikator Politik Indonesia Rilis Hasil Survei Bakal Cawapres 2024, Siapa Teratas?
“Sampel basis kami adalah 820 responden, tapi untuk kebutuhan lain hal, kami melakukan over sample di dapil DKI 1 dan DKI 2, masing-masing 800, sehingga total sampel ada 2620.”
Burhanuddin menjelaskan, sampel basis tingkat provinsi ada 820 responden, dengan margin of error 3,5 persen, dan dengan derajat kepercayaan 95 persen.
“Proses wawancara dilakukan secara tatap muka, kemudian kami melakukan quality control, dan kami tidak menemukan kesalahan yang berarti.”
Indikator Politik Indonesia tidak memasukkan warga Kepulauan Seribu dalam sampel karena total pemilihnya hanya 0,2 persen dari populasi warga DKI Jakarta, dan secara akses juga menyulitkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.