Selanjutnya berturut-turut Ridwan Kamil (12,3 persen), Sandiaga Uno (11,7 persen), Anies Baswedan (10,3 persen), AHY (7,2 persen), Ahmad Sahroni (5,7 persen), Gibran Rakabuming Raka (5,1 persen), Heru Budi Hartono (5,1 persen), dan nama-nama lain meraih kurang dari 4 persen.
Adapun responden yang belum menjawab sebanyak 12,5 persen.
“Jadi polanya nggak berubah dibanding sebelumnya, meskipun persentasenya agak bertambah,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei tersebut, Kamis (11/5/2023).
Nama Ahok masih tetap bertengger dengan pemilih terbanyak saat dilakukan simulasi calon gubernur sebanyak 26 nama.
Jika nama Anies tidak dimasukkan dalam simulasi, Ahok meraih 20,8 persen, kemudian Ridwan Kamil 16,4 persen, Sandiaga Uno 14,8 persen, AHY 9 persen, Ahmad Sahroni 7,2 persen, Gibran 6 persen, Heru Budi Hartono 5 persen, dan nama-nama lainnya mendapat kurang dari 4 persen.
Adapun responden yang belum menjawab 7,9 persen.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih, atau sudah di atas 17 tahun atau sudah menikah.
Baca Juga: Indikator Politik Indonesia Rilis Hasil Survei Bakal Cawapres 2024, Siapa Teratas?
“Sampel basis kami adalah 820 responden, tapi untuk kebutuhan lain hal, kami melakukan over sample di dapil DKI 1 dan DKI 2, masing-masing 800, sehingga total sampel ada 2620.”
Burhanuddin menjelaskan, sampel basis tingkat provinsi ada 820 responden, dengan margin of error 3,5 persen, dan dengan derajat kepercayaan 95 persen.
“Proses wawancara dilakukan secara tatap muka, kemudian kami melakukan quality control, dan kami tidak menemukan kesalahan yang berarti.”
Indikator Politik Indonesia tidak memasukkan warga Kepulauan Seribu dalam sampel karena total pemilihnya hanya 0,2 persen dari populasi warga DKI Jakarta, dan secara akses juga menyulitkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.