Tiga hari setelah komunikasi pertama, Noviana menjelaskan dirinya seakan terjebak oleh lamaran kerja ilegal.
Sedari awal dirinya mengaku bekerja di Thailand, namun Noviana kini berada di Myanmar dan dipekerjakan untuk melakukan penipuan secara daring atau online scamming dengan target warga Amerika Serikat dan Eropa. Mereka kerap disiksa jika tak bisa mencapai target penipuan.
"Hari ketiga setelah komunikasi awal itu, Indah bilang Pak maafin Indah kayanya Indah korban perdagangan manusia. Kerja 19 jam terus gaji belum bisa dijanjikan. Dia bilang kayanya Indah nggak tahu bisa balik lagi atau enggak," ujar Djoko.
Djoko menjelaskan sebelum berangkat ke Thailand, Noviana dan TKI lainnya menginap di Bekasi. Empat minggu saat keberangkatan ternyata Noviana lebih banyak berkomunikasi dengan pamannya.
Baca Juga: Cerita Keluarga Korban Perdagangan Orang di Myanmar: Terakhir Komunikasi 23 April 2023
Dalam komunikasi tersebut, Noviana menjelaskan perjalanannya hingga tiba di daerah Myawaddy, Myanmar.
Setelah tiba di Bandara Internasional Don Mueang, Thailand Noviana dijemput dengan mobil van dengan kaca gelap.
Di daerah perbatasan Thailand-Myanmar Noviana mengaku sempat menginap semalam. Keesokan harinya baru diberangkatkan ke Myanmar.
"Komunikasi dengan pamannya dibawa pakai mobil van berkaca hitam, terdengar juga ada larangan untuk telepon," ujar Djoko.
Baca Juga: Presiden Jokowi Update Nasib 20 WNI di Myanmar: Kita Usaha Untuk Evakuasi Mereka!
Djoko menjelaskan kondisi putrinya tidak seperti orang lain. Sejak umur 20 tahun, kantong empedu Noviana sudah diangkat dan nutrisi yang masuk dalam tubuh harus terpenuhi.
"Kenapa Novi ini nekat berangkat karena terdesak oleh situasi kondisi sosial ekonomi. Karena dia ini orang tua tunggal menghidupi satu anak yang dititipkan ke saya," ujar Djoko.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.