JAKARTA, KOMPAS.TV – Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan Prabowo Subianto mengalahkan Anies Baswedan dalam simulasi dua nama capres jika pemilihan presiden (pilpres) digelar hari ini.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan penyebab kemenangan Prabowo adalah banyaknya pendukung Ganjar Pranowo yang memilihnya.
“Kalau putaran kedua dilakukan hari ini, antara Anies dan Pak Prabowo, yang unggul adalah pak Prabowo,” jelasnya dalam rilis hasil survei tersebut, Minggu (26/3/2023).
“Salah satu alasannya karena pendukung Ganjar lebih banyak yang lari ke Pak Prabowo daripada ke Anies Baswedan.”
Survei tersebut juga menyimulasikan pertarungan Ganjar Pranowo vs Prabowo Subianto di putaran kedua.
Jika dua kandidat itu yang bertarung, Ganjar yang akan menang, tetapi dengan selisih suara di bawah satu persen.
Baca Juga: Ngabalin Tegaskan Jokowi Tidak Endorse Siapa pun, Termasuk Prabowo dan Ganjar
“Bedanya di bawah satu persen. Tapi ada hal yang menarik dan harus diwaspadai oleh tim Ganjar. Ganjar melemah,” ungkap Burhanuddin.
“Bagaimana dengan Anies vs Ganjar dengan asumsi Pak Prabowo tidak lolos putaran pertama? Dua-duanya agak melemah, tapi Ganjar unggul tipis dibanding Anies,” imbuhnya.
Jika pilpres dilakukan dengan simulasi tiga nama, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, menurut hasil survei, Ganjar yang keluar sebagai pemenang, dengan elektabilitas 36,8 persen. Disusul Prabowo dengan 27 persen, dan Anies 26,8 persen.
Survei itu juga menyimulasikan 19 nama semi terbuka. Hasilnya, elektabilitas Ganjar tetap berada di peringkat pertama, namun stagnan.
Sementara Prabowo mengalami kenaikan positif dalam beberapa bulan terakhir. Sedangkan Anies cenderung mengalami penurunan.
Demikian pula dalam simulasi sepuluh nama bakal calon, elektabilitas Ganjar tetap berada di peringkat pertama, namun stagnan.
Baca Juga: Ternyata Jusuf Kalla Sudah Nyetor Nama Cawapres ke Anies: Tergantung Dia dan Partai-Partai
“Polanya sama, Ganjar stagnan, Anies cenderung melemah, Pak Prabowo meningkat dalam beberapa bulan terakhir.”
“Apa kesimpulannya? Pertama, sepertinya top three yaitu Ganjar, Prabowo, Anies sulit digeser karena elektabilitas top three cenderung sticky,” jelasnya.
Kedua, lanjut Burhanuddin, umumnya ketiga kandidat mempunya basis geografis besar. Misalnya, Ganjar kuat di Jawa Tengah, Anies kuat di DKI, Banten dan sebagian Jawa Barat, dan Prabowo cenderung dikenal di banyak tempat.
Survei tersebut dilakukan pada 9-16 Februari dan 12-18 Maret 2023 yang melibatkan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, yaitu mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, sebagai responden.
Survei Februari menggunakan 1.200 sampel dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Pertama adalah survei yang lebih lengkap, yaitu bulan Februari, tanggal 9-16 di lapangan, jumlah sampelnya 1.200. Margin of error 2,9 persen plus minus dengan derajat kepercayaan 95 persen,” terang Burhanuddin.
Baca Juga: Pengamat Sebut Duet Ganjar dan Prabowo Berpeluang Menang Pilpres 2024, Ini Alasannya
Adapun survei Maret menggunakan 800 sampel dengan margin of error plus minus 3,5 persen.
“Kemudian survei yang fresh from the oven, baru selesai betul, di lapangan tanggal 12 sampai 18 Maret 2023, dengan jumlah sampel 800, dari hampir semua provinsi di Indonesia, dengan margin of error plus minus 3,5 persen,” urainya.
Proses pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling.
Kedua survei menggunakan metode tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih, dan menerapkan quality control dengan cara mendatangi ulang responden yang sudah diwawancarai.
Secara umum, survei itu membahas dinamika elektoral capres pilihan publik, termasuk efek dukungan (endorsement) Jokowi kepada beberapa calon presiden, kemudian signifikansi cawapres di mata publik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.