JAKARTA, KOMPAS.TV – Seorang warganet membagikan pengalamannya lewat Tiktok soal pajak bea cukai sekitar Rp600.000 untuk oleh-oleh seharga sekitar Rp300.000.
"Kena Pajak Beacukai 600K buat oleh-oleh 300rb?!" tulis akun TikTok bernama @tiaranab_.
Hingga Sabtu (25/3/2023) siang, unggahan video tersebut telah dibagikan lebih dari 1.273 kali dan disukai lebih dari 6.991 warganet.
“sudah benar memang selama ini gausah beli oleh-oleh, giliran mau bawa buat ponakan eh disuruh bayar karena dianggap bukan personal use #taatpajak dong tapinya gue. Yuk lebih waspada lagi” tulisnya pada postingan tersebut.
Lebih jelasnya, warga Jakarta bernama Tiara Nabila menceritakan, pengenaan pajak bea cukai sebesar Rp600.000 itu bermula ketika ia bersama dua orang temannya pulang dari Thailand dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis (2/3) lalu.
Baca Juga: Netizen Protes Hadiah Piala Juga Kena Pajak Impor, Ternyata Begini Aturan Bea Cukai
Waktu itu, Tiara mengaku membawa barang atau oleh-oleh lumayan banyak, termasuk satu kardus berisi makanan.
"Jadi kebetulan temen saya memang belanjaannya banyak, saya juga banyak sih, namanya cewek kan, di sana juga murah," kata, Jumat (24/3), dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi, ia terkejut ketika oleh-oleh makanannya yang sekitar Rp300.000 itu justru dikenakan pajak bea cukai sebesar kurang lebih Rp600.000.
Saat itu, petugas bea cukai di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) memeriksa barang bawaannya yang memiliki berat sekitar 30 kilogram.
"Habis itu kira-kira dianter ke ruang bea cukai untuk dicek lagi semua barang, diliatin satu-satu sama mereka, difoto-fotoin," jelasnya.
"Entah kenapa saat itu saya bawa nota dan diambil mereka. Total belanjaannya sekitar 600 baht atau sekitar Rp300.000, jadi memang enggak banyak," sambungnya.
Menurutnya, kejadian pemeriksaan petugas bea cukai di Bandara Soetta tersebut merupakan pengalaman pertama kali baginya, sehingga ia sempat terkejut dan bingung.
Baca Juga: Cerita Alissa Wahid Diintimidasi Bea Cukai: Saya yang Bisa Panggil Paspampres Saja Stress
Ia menjelaskan, oleh-oleh tersebut berupa makanan seperti permen yang harga per item-nya hanya 5 baht atau Rp2.000.
"Saya sempat tanya kalau ini kan oleh-oleh, ya wajar kan jumlahnya di atas 10, apalagi itu cuma permen," kata dia.
Akan tetapi, Tiara mengaku bahwa petugas saat itu menganggap oleh-olehnya melebih batas normal.
Petugas juga memasukkan barang bawaannya ke dalam kategori volume karena memuat banyak produk.
"Sayangnya, meskipun nota yang mereka terima itu harganya 600 baht, tapi karena produknya banyak, dibilang kena volume," kata dia.
"Akhirnya, penetapannya, saya dimasukkan kategori punya 150 produk dengan harga sekitar Rp2,2 juta. Yang paling saya kagetin, saya enggak belanja di atas Rp7,5 juta, tapi kenapa bisa dianggap produk ini bukan barang personal use," lanjutnya.
Baca Juga: Kisah Fatimah Pemenang Lomba Nyanyi di Jepang Ditagih Rp4,8 Juta oleh Bea Cukai untuk Tebus Piala
Pihak bea cukai kemudian memberi penjelasan bahwa mereka berhak menetapkan kategori barang bawaan penumpang.
Bukan hanya makanan, dua balsem yang dibelinya di Thailand seharga 20 baht atau sekitar Rp10.000 per biji pun juga ikut kena pajak. Bahkan, pihak bea cukai mengubah harga balsem itu dari 20 baht menjadi 20 dollar AS.
"Dua balsem itu harga satunya 20 baht, sama mereka harganya jadi 20 dollar AS. Saya tanya, 'ini harganya 20 baht kok bisa 20 dollar AS?', petugasnya bilang 'ini kita pakai ketetapan harga termurah aja', jelas dia.
Karena dalam kondisi lelah, ia pun enggan berdebat panjang lebar terkait pajak barangnya tersebut.
Ia kemudian membayar nominal pajak bea cukai yang ditetapkan oleh petugas via transfer ke KCPU Soekarno-Hatta dan bisa keluar dengan membawa oleh-olehnya.
"Kondisinya saat itu saya capek banget, jadi enggak seberapa komplain, yang bisa dibayar seminimal mungkin, ya kita bayar," tutupnya.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.