JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada tiga hal yang bisa diupayakan oleh para orang tua untuk melakukan deteksi dini stunting pada anak.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin pada acara peluncuran Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi di Jakarta yang disiarkan secara daring di Youtube Kementerian Kesehatan, Selasa (28/2/2023).
Ketiga hal itu di antaranya adalah; pertama, melakukan penimbangan berat badan anak setiap bulan.
Kedua, memastikan berat badan anak naik setiap kali melakukan penimbangan berat badan.
Ketiga, berkonsultasi dengan dokter apabila berat badan anak tidak mengalami kenaikan setiap bulan.
Oleh karena itulah, Menkes Budi mengimbau orang tua untuk melakukan penimbangan anak balitanya setiap satu bulan sekali.
"Pesan bagi orang tua, penimbangan bayi atau anak balitanya perlu dilakukan setiap satu bulan sekali," kata Budi Gunadi.
Budi juga mengimbau agar para orang tua memastikan kenaikan berat badan anak balita mereka setiap bulan.
"Setiap bulan timbang, dan setiap timbang harus dipastikan berat badannya mengalami kenaikan," jelas Budi.
Ia pun mendorong para orang tua untuk segera berkonsultasi dengan dokter di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) apabila berat badan bayi maupun anak balita mereka tidak beranjak naik.
Baca Juga: Soal APBN 2024, Kemiskinan dan Stunting jadi Fokus Jokowi di Akhir Masa Jabatan
Budi Gunadi juga menekankan pentingnya pemenuhan gizi harian anak.
Orang tua diimbau memberikan makanan bergizi, terutama yang kaya akan protein hewani.
Protein hewani, kata Budi, dapat berupa telur, ikan, ayam, dan daging sapi.
Ia mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mulai membagikan alat timbangan dan antropometri baru ke seluruh posyandu.
Langkah tersebut bertujuan agar metode pengukuran setiap anak di daerah menggunakan disiplin cara yang sama, termasuk pelaporannya.
Di sisi lain, pemerintah mencanangkan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak balita yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama hingga paparan infeksi berulang.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting pada anak balita.
Baca Juga: Cegah Stunting, Jokowi Sentil Kemenkes Beri Biskuit untuk Anak: Jangan Dilakukan Lagi
Melalui gerakan itu pemerintah mendorong orang tua untuk rutin membawa anak mereka ke posyandu atau puskesmas untuk menjalani pengukuran lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan.
"Selain ditimbang dan diukur, juga ada pemberian imunisasi, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A bagi balita, serta penyuluhan kesehatan oleh para kader kesehatan," ujar Muhadjir.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada 2021.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," tegas Muhadjir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.