Budi Gunadi juga menekankan pentingnya pemenuhan gizi harian anak.
Orang tua diimbau memberikan makanan bergizi, terutama yang kaya akan protein hewani.
Protein hewani, kata Budi, dapat berupa telur, ikan, ayam, dan daging sapi.
Ia mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mulai membagikan alat timbangan dan antropometri baru ke seluruh posyandu.
Langkah tersebut bertujuan agar metode pengukuran setiap anak di daerah menggunakan disiplin cara yang sama, termasuk pelaporannya.
Di sisi lain, pemerintah mencanangkan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi guna mempercepat penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak balita yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama hingga paparan infeksi berulang.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi dini tanda-tanda stunting pada anak balita.
Baca Juga: Cegah Stunting, Jokowi Sentil Kemenkes Beri Biskuit untuk Anak: Jangan Dilakukan Lagi
Melalui gerakan itu pemerintah mendorong orang tua untuk rutin membawa anak mereka ke posyandu atau puskesmas untuk menjalani pengukuran lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan.
"Selain ditimbang dan diukur, juga ada pemberian imunisasi, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A bagi balita, serta penyuluhan kesehatan oleh para kader kesehatan," ujar Muhadjir.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen dari 24,4 persen pada 2021.
"Pemerintah menargetkan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang," tegas Muhadjir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.