"Nah karena itu kita tunggu penyelidikan nanti, apakah bom ini sebenarnya disiapkan untuk mengganggu kegiatan Presiden di Solo yang jarak tempuhnya hanya sekitar 2 jam dari Yogyakarta," jelasnya.
Di sisi lain, dia menyebut, sangat jarang terdapat kelompok teror yang melakukan operasi pembuatan bom di Yogyakarta.
"Dalam catatan kami penangkapan di Yogya pernah terjadi, akan tetapi penangkapan dengan disertai bom yang siap diledakkan, baru terjadi hari Minggu ini," tegasnya.
Hal tersebut, lanjut dia, membuktikan bahwa kelompok teror selalu mencari lokasi baru untuk melakukan persiapan aksi terornya.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap tersangka teroris berinisial AW (39) di Pandowoharjo, Sleman, DI Yogyakarta.
Adapun dalam penggeledahan rumah AW di Sleman, Tim Penjinak Bom (jibom) Gegana Satuan Brimob Polda DIY menemukan dua bom rakitan.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut AW memiliki niat untuk melakukan aksi pengeboman.
"Keterlibatan AW, adanya keinginan melakukan aksi teror dengan menggunakan bahan peledak," kata Ramadhan, Minggu.
Menurut penjelasannya, AW yang merupakan residivis narkoba merupakan simpatisan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
AW diketahui terpapar paham radikalisme sewaktu ditahan di lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Baca Juga: Jaringan Moderat Indonesia Sebut Tersangka Teroris di Sleman Residivis Narkoba
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.