"Tanggal 10 November ada laporan, 'Pak itu KPU tidak adil, partai A suruh masukkan, partai B tidak boleh masuk'. Saya telepon, hanya itu saja," ujarnya.
"Pak Bernard ini ada informasi banyak begini bener ndak? Lalu dijawab 'Tidak Pak, tegak lurus'."
Dalam kesempatan itu, Mahfud mengklaim tindakan menelepon Bernad bukan untuk mengintervensi melainkan justru menegur KPU agar dapat bekerja secara profesional.
Dia pun sekali lagi menegaskan tak ada intervensi dari pihak Istana ke KPU untuk meloloskan partai tertentu.
"Ndak ndak akan intervensi. Kalau ada, lapor ke saya aja. Siapa yang intervensi?" kata Mahfud.
Dia pun menyayangkan Hadar tak mengkonfirmasi langsung kepadanya, padahal mereka bersahabat.
"Pak Hadar kenapa tidak telepon saya? Orang dia sahabat saya. Betul bapak ikut? Saya beri tahu. Saya ikut menegur karena dia disinyalir melenceng, bukan saya menyuruh partai ini masuk atau tidak masuk," ungkap Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, dugaan kecurangan pemilu pada tahapan verifikasi partai politik disampaikan Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II DPR RI di Jakarta, Rabu (11/1).
Dalam kesempatan tersebut, Hadar menyampaikan dugaan intervensi Istana dan pemerintah, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD kepada KPU RI untuk meloloskan parpol tertentu sebagai peserta Pemilu 2024.
Baca Juga: Kesal Istana Dituduh Intervensi Pemilu, Jokowi: Karena Partainya Tidak Lolos, Langsung Tunjuk-tunjuk
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.