JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDI-P, Megawati Soekarnoputri, cerita suatu ketika pada medio 90-an ia pernah diperiksa soal isu naga hijau dan naga merah. Itu membuatnya emosi.
Isu Naga Merah dan Naga Hijau tersebut ramai jelang tumbangnya Orde Baru, ketika Soeharto masih kuat jelang keruntuhannya pada 1998.
Hal itu terungkap dalam wawancara eksklusif Harian Kompas bersama Presiden kelima RI itu di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (9/1/2023).
Megawati saat itu ketika diperiksa sempat emosi sambil memeragakan ekspresi dirinya, dari yang awalnya duduk santai berubah jadi duduk agak tega
Dengan mimik muka yang sinis sambil diiringi tawa, Megawati mengenang bagaimana diperiksa soal Naga Merah dan Naga Hijau.
"Jadi ada pertanyaan, saudari pernah dengar dan melihat yang melihat yang namanya naga marah dan naga hijau? saya langsung maju," kata Mega dilansir dari Kompas.id.
Baca Juga: Detik-detik Megawati Menangis, Usai Bicara FX Rudy
Reaksi Megawati itu langsung membuat para kuasa hukum dan kader PDIP yang ikut mengawal pemeriksaan Megawati ikut emosi.
Bahkan sampai naik ke kursi karena tak bisa masuk ruang pemeriksaan dan melihat ekpresi Mega yang berubah.
"Mereka sudah tahu, kalau saya mulai emosi, saya begini (duduk dengan tegak-red). Saya mau nanya dulu, bapak ibu sendiri, pernah lihat naga belum? Mimik mereka saya ingat," tandasnya.
"Bagaimana mungkin kita lihat naga, saya lalu bilang. Kok bisa ditanyakan saya naga hijau atau naga merah. Kalian juga harusnya lihat, apa maksudnya? saya mulai kereng (emosi)," ungkap Mega.
"Lalu, mereka blang, itu seperti sandi. Yang naga hijau itu, Anda pasti kenal, Gus Dur. oh... lalu merah itu saya ya? Apa tampang saya seperti naga?" tambah Mega.
Naga Merah oleh pemeriksa dilekatkan pada Mega. Naga Hijau melekat pada Abdurahman Wahid atau Gus Dur, presiden keempat RI.
"Jadi saya bilang, saya mulai marah. bapak-bapak ibu. saya marah benar tidak seperti sekarang (yang tertawa). Kalian itu siapa, kok saya ditanya, memangnya kalau saya kenal Gus Dur kenapa?" jelasnya.
"Kalian mau anggap, kami pengkhanat negara? naik deh kereng (emosi)," paparnya.
Baca Juga: Sentilan Megawati: Pak Jokowi Kalau Enggak Ada PDIP, Kasihan Dah
Lantas ia menjelaskan, ia dan Gus Dur bukan pengkhianat negara. Malah keluarga pahlawan.
"Tolong dong, jangan begitu. Mereka pahlawan. Saya aja namanya Soekarnoputri. Tahu Bung Karno? Kalian tahu, kalau nggak ada bapaknya Gus Dur, Bung Karno, kalian tak bisa lahir. Saya sering terbawa emosi," kenang Mega sambil tersenyum.
Di kemudian hari, saat menjabat sebagai Presiden RI, Megawati menghadiri peringatan Hari Adhyaksa.
Kepada Jaksa Agung ketika itu, ia bertanya apakah jaksa yang memeriksanya hadir di lapangan upacara.
”Jaksa Agung langsung menjawab, ’siap perintah’. Padahal, saya hanya bertanya. Sekarang dia yang hormat kepada saya yang Presiden,” kata Megawati tersenyum.
Dalam catatan Harian Kompas, Megawati pernah diperiksa 10,5 jam di Kejaksaan Agung.
Ia diperiksa tanpa didampingi satu pun penasihat hukum dari Tim Pembela Demokrasi Indonesia sebagai saksi untuk tersangka Budiman Sudjatmiko dan Muchtar Pakpahan yang dituduh subversi (Kompas, 11/9/1996).
Sumber : Kompas TV/kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.