JAKARTA, KOMPAS.TV - Warga di sekitar rumah satu keluarga yang ditemukan tewas di perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, lega usai terungkapnya penyebab kematian keluarga Rudyanto.
Ketua RT 007 RW 015 Kalideres, Asiung mengaku lega setelah misteri kematian keluarga Rudyanto terungkap.
"Ya kami lega ya. Jadi kami warga sekitar juga tentunya kemarin-kemarin kan menunggu sebab (kematian keluarga). Warga sekitar juga menanti. Kami jadi mengambil hikmahnya," kata Asiung, saat ditemui, Sabtu (10/12/2022).
Ia mengatakan peristiwa yang dialami keluarga Rudyanto menjadi pembelajaran bagi ia sebagai Ketua RT dan warga-warganya.
"Karena kejadian ini, kami jadi mengambil hikmahnya. Pelajaran ke depannya, bagaimana bersosialisasi ke depannya agar lebih baik," ujar Asiung.
Baca Juga: Cara Kematian Satu Keluarga Kalideres Wajar, Tim Forensik: Karena Penyakit yang Diderita!
Dengan terungkapnya penyebab kematian keempat warganya itu, ia bersyukur tidak ada lagi spekulasi-spekulasi liar yang beredar.
"Jadi simpang siur spekulasi itu kan terbantahkan, kemarin sudah rilis pihak polisi dengan tim ahli forensik. Jadi warga tersebut meninggal karena sakit, tidak ada tindak pidana, tidak ada mengikuti sekte tertentu, semua sudah terbantahkan," kata dia.
Asiung bahkan tidak menyangka bahwa satu keluarga itu meninggal dunia karena sakit. Apalagi, menurut Asiung, tidak ada dari anggota keluarga itu yang bercerita mengenai penyakit mereka ke warga-warga.
"Warga responsnya rata-rata enggak menyangka saja, kenapa sakit kok enggak bilang, enggak minta bantuan dan lainnya," kata Asiung.
Ia juga berpendapat, Dian dan Budy bisa saja selamat jika mereka terbuka kepada tetangga.
"Warga enggak menyangka, sangat disayangkan kenapa enggak melapor, selagi kesusahan. Kalau saja mereka melapor dari awal mungkin dua orang terselamatkan (Dian dan Budy)," kata Asiung.
Asiung juga memaklumi keadaan Dian yang bisa saja dalam keadaan sangat berkabung atas kepergian kedua orangtuanya.
"Mungkin dia (Dian) juga syok ya, baru kehilangan orang tua. Jadi bingung, karena si Dian ini dekat sekali dengan mamanya dari kecil. Benar-benar terpukul dia. Kan ada cerita (pernyataan polisi), Dian beranggapan mamanya masih hidup. Jadi sugestinya tidak menerimalah, kenyataan," ujar Asiung.
Warga lain Tio, selama ini tak pernah mengetahui tanda-tanda keluarga itu sakit, baik obrolan dari rumah itu atau mungkin suara tangisan.
"Saya juga mengingat-ingat, kok tidak ada suara tangisan atau apa kalau memang dalam keadaan demikian. Enggak menyangka, kalau bisa ditolong, ya ditolong," kata Tio di kediamannya, Sabtu kemarin.
"Saya enggak habis pikir deh. Kalau saya tahu kan, saya bisa tolong," ujar dia lagi.
Baca Juga: Polisi Hentikan Kasus, Dokter Forensik Simpulkan Kematian Keluarga di Kalideres
Sebelumnya, Polda Metro Jaya dan tim gabungan mengungkap, keempat anggota keluarga di rumah tersebut meninggal dunia karena sakit yang wajar.
Masing-masing anggota keluarga memiliki penyakit berbeda dan waktu kematiannya berbeda-beda pula.
Polisi menjelaskan ada situasi tidak wajar yang membuat anggota keluarga yang masih hidup tidak mengubur keluarga yang sudah meninggal.
"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto Gunawan (71 tahun) akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha (68 tahun) Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto (68 tahun) karena serangan jantung, dan terakhir Dian (42 tahun) disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata Dokter Forensik Asri M. Pralebda, Jumat (9/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga itu ditemukan tewas di dalam rumahnya pada 10 November lalu.
Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.