Asiung juga memaklumi keadaan Dian yang bisa saja dalam keadaan sangat berkabung atas kepergian kedua orangtuanya.
"Mungkin dia (Dian) juga syok ya, baru kehilangan orang tua. Jadi bingung, karena si Dian ini dekat sekali dengan mamanya dari kecil. Benar-benar terpukul dia. Kan ada cerita (pernyataan polisi), Dian beranggapan mamanya masih hidup. Jadi sugestinya tidak menerimalah, kenyataan," ujar Asiung.
Warga lain Tio, selama ini tak pernah mengetahui tanda-tanda keluarga itu sakit, baik obrolan dari rumah itu atau mungkin suara tangisan.
"Saya juga mengingat-ingat, kok tidak ada suara tangisan atau apa kalau memang dalam keadaan demikian. Enggak menyangka, kalau bisa ditolong, ya ditolong," kata Tio di kediamannya, Sabtu kemarin.
"Saya enggak habis pikir deh. Kalau saya tahu kan, saya bisa tolong," ujar dia lagi.
Baca Juga: Polisi Hentikan Kasus, Dokter Forensik Simpulkan Kematian Keluarga di Kalideres
Sebelumnya, Polda Metro Jaya dan tim gabungan mengungkap, keempat anggota keluarga di rumah tersebut meninggal dunia karena sakit yang wajar.
Masing-masing anggota keluarga memiliki penyakit berbeda dan waktu kematiannya berbeda-beda pula.
Polisi menjelaskan ada situasi tidak wajar yang membuat anggota keluarga yang masih hidup tidak mengubur keluarga yang sudah meninggal.
"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto Gunawan (71 tahun) akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha (68 tahun) Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto (68 tahun) karena serangan jantung, dan terakhir Dian (42 tahun) disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata Dokter Forensik Asri M. Pralebda, Jumat (9/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Seperti diketahui, empat orang anggota keluarga itu ditemukan tewas di dalam rumahnya pada 10 November lalu.
Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di permukimannya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.