JAKARTA, KOMPAS.TV – Mayoritas responden dalam survei yang diadakan Indikator Politik Indonesia percaya pada komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menuntaskan kasus Kanjuruhan.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut dari 1.220 responden, 83,4 persen mengaku mengetahui tentang tragedi Kanjuruhan, dan 16,6 persen mengaku tidak tahu.
Dari responden yang mengetahui tragedi tersebut, sebanyak 76,3 persen mengaku mengetahui komitmen Kapolri yang akan mengusut tuntas peristiwa itu. Sementara 23,7 persen mengaku tidak tahu.
Dari jumlah responden yang mengetahui komitmen Kapolri tersebut, mayoritas mengaku sangat percaya atau percaya pada komitmen Kapolri, yakni 65,5 persen.
“Yang percaya masih mayoritas, 65,6 persen, percaya terhadap komitmen Kapolri,” jelas Burhanuddin dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Indikator Politik Indonesia, Minggu (13/11/2022).
Dari jumlah 65,6 persen tersebut, yang mengaku sangat percaya sebanyak 6,6 persen dan cukup percaya 59 persen.
Baca Juga: 135 Keranda dan Foto Korban Tragedi Kanjuruhan Mengitari Bundaran Tugu Kota Malang
Sementara yang kurang percaya 24,6 persen, tidak percaya sama sekali ada 6,0 persen, dan tidak tahu 3,7 persen.
Dalam survei tersebut juga ditanyakan tentang Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bentukan Menko Polhukam Mahfud MD yang ditugaskan menyelidiki peristiwa yang menewaskan 135 orang itu.
“Kemudian kita tanya juga nih, tim yang dibentuk oleh Pak Mahfud ya.”
“Apakah Ibu Bapak tahu atau pernah mendengar Menko Polhukam membentuk TGIPF, yang tahu itu baru 34,6 persen, jadi dua per tiga itu tidak tahu kalau ada TPIGF,” tuturnya.
Menurut Burhanuddin, itu merupakan masukan bagi pemerintah agar menyosialisasikan TGIPF lebih masif.
“Ini artinya masukan buat pemerintah, karena rekomendasi dari TGIPF itu secara umum sangat komprehensif, sangat baik, tapi awareness (kesadaran, red) publik terhadap tim ini masih rendah.”
“Ini artinya kalau tidak diinformasikan, publik merasa pemerintah belum melakukan sesuatu yang nyata berkaitan dengan kasus ini,” tuturnya.
Dari responden yang mengetahui adanya TGIPF tersebut, hampir dua per tiga mengaku percaya bahwa TGIPF akan mengungkap fakta secara objektif dan jujur.
“Artinya, problem TGIPF bukan substansinya tapi sosialisasinya.”
Adapun rincian responden yang sangat percaya pada TGIPF sebanyak 3,2 persen, cukup percaya 59,5, kurang percaya 15,5 persen, tidak percaya sama sekali 3,2 persen, dan tidak menjawab 18,6 persen.
Baca Juga: Desak Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bentuk Gerakan Gaspol
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.220 responden yang merupakn warga negara Indonesia usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
Sampel ditarik dengan metode multistage random sampling. Proses wawancara terhadap responden dilakukan secara tatap muka mulai 30 Oktober 2022 hingga 5 November 2022.
Margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.