Kompas TV nasional hukum

Adzan Romer Sebut Posisi Kaki Brigadir J Lurus dengan Kamar Tempat Putri Candrawathi Menangis

Kompas.tv - 8 November 2022, 16:13 WIB
adzan-romer-sebut-posisi-kaki-brigadir-j-lurus-dengan-kamar-tempat-putri-candrawathi-menangis
Posisi kaki Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, lurus dengan pintu kamar di lantai satu rumah Ferdy Sambo, tempat Putri Candrawathi terdengar menangis usai penembakan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Purwanto

KOMPAS.TV – Posisi kaki Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, lurus dengan pintu kamar di lantai satu rumah Ferdy Sambo, tempat Putri Candrawathi terdengar menangis usai penembakan.

Penjelasan itu disampaikan oleh Adzan Romer, saksi kasus itu dalam persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Dalam persidangan tersebut, majelis hakim menampilkan foto korban seusai kejadian penembakan, dan menanyakan posisi kamar yang berada di lantai satu.

“Itu di depan tubuh korban sebelah kanan itu apa?” tanya hakim, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.

Romer mengaku tidak mengetahui ruangan yang dimaksud oleh hakim.

Baca Juga: Pakar Hukum Pidana UPH Berharap Hakim & JPU Tidak Terpancing Emosi Ketika Dengar Saksi ART Sambo

“Saya tidak tahu, Yang Mulia. Saya tidak tahu itu ruangan apa , Yang Mulia.”

Hakim pun menanyakan posisi pintu kamar yang dimaksud.

“Pintu kamarnya lurus dengan kaki almarhum,” lanjut Romer menjawab pertanyaan hakim.

“Jadi, kalau kami tarik garis lurus untuk pintu, kita berdiri di atas kepala almarhum, kepala almarhum, kaki, pintu ke sana, Yang Mulia,” tambah Romer.

Sebelumnya, hakim sempat menanyakan keberadaan Putri Candrawathi seusai penembakan terjadi.

“Di mana posisi terdakwa Putri Candrawathi saat Saudara masuk?”

“Seingat saya di kamar,” kata Romer.

Menurutnya, ia mengetahui bahwa Putri berada di kamar karena saat itu dirinya mendengar suara tangisan Putri.

“Dengar suara Ibu menangis, Yang Mulia.”

“Terdengar dari lantai atas ke bawah itu?” tanya hakim lagi.

“Kamar lantai satu, Yang Mulia,” jawab Romer.

Suara tangisan Putri, kata Romer biasa saja, tapi ia mendengarnya di depan pintu. Saat itu, lanjut Romer, posisi pintu kamar sedang terbuka.

“Menurut saya nangis biasa, Yang Mulia. Saya dengar sampai depan pintu.”

Hakim kemudian menanyakan, apakah dari kamar tersebut jenazah Yosua dapat terlihat, dan Romer menjawab bahwa jenazah korban bisa terliat jika pintu terbuka.

“Kamar ibu lurus dengan tangga, yang Mulia.”

“Kalau pintunya terbuka, bisa Yang Mulia. Kalau pintunya terbuka dan posisinya lurus, Yang Mulia,” tegas dia.

Baca Juga: Hakim Sayangkan CCTV Rumah Jalan Saguling Ferdy Sambo Tak Jadi Alat Bukti

Pada Romer, hakim juga sempat menanyakan, apakah Ferdy Sambo keluar dari rumah mengenakan sarung tangan hitam?

Menurut kesaksian Romer, saat itu ia tidak melihat Sambo mengenakan sarung tangan.

“Tidak (mengenakan sarung), Yang Mulia.”

Tapi, Romer menegaskan bahwa saat masuk ke dalam rumah, Ferdy Sambo terlihat mengenakan sarung tangan.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x