“Kencingnya belum keluar, akhirnya Dokter Hadi mengambil keputusan yang luar biasa, dia langsung menyatakan cuci darah,” ungkapnya.
“Pada saat itu saya memang sudah pasrah aja, saya minta ke Dokter Hadi buat yang terbaik,” tutur Eddi.
Setelah proses cuci darah pertama selesai, kondisi sang anak mulai menunjukkan peningkatan. Pada saat itu, Eddi mengambil pelajaran penting.
“Saya mulai mengadu pada Allah, tidak mengeluh, tidak menangis lagi di depan anak, akhirnya setiap kali dicuci darah, selalu ada peningkatan,” ujar Eddi.
Hingga setelah cuci darah ketiga, anaknya diperbolehkan untuk keluar dari ruang Intensive Care Unit (ICU), dipindahkan ke ruang rawat.
Baca Juga: Cerita Ibu di Depok yang Balitanya Gagal Ginjal Akut: Awalnya Demam Biasa, 7 Hari Kemudian Meninggal
Kondisi anak mulai membaik, dilihat dari volume urine yang semakin banyak. Mulai dari 25 cc meningkat ke 1.000 cc setelah cuci darah kelima.
“Yang pertama, air seninya itu mulai bertambah, dari 25 cc naik ke 50 cc, dari 250 cc naik ke 500 cc, dari 500 cc naik ke 750 cc, kemudian naik ke 1.000 cc. Jadi setiap cuci darah itu perkembangannya mulai nampak. Dan bengkak badan sudah mulai berkurang,” urai Eddi memaparkan.
Sang anak pun akhirnya diizinkan pulang ke rumah dua hari yang lalu.
Baca Juga: 2 Anak Meninggal di Sultra Diduga Gagal Ginjal Akut, Dinkes Kirim Sampel Darah dan Obat ke Kemenkes
Eddi berpesan kepada para orang tua yang tengah berjuang untuk mendapatkan kesembuhan anaknya yang mengalami gagal ginjal akut untuk jangan menyerah dan berdoa kepada Tuhan.
“Seluruh orang tua yang mengalami, jangan pernah berputus asa dan jangan pernah menyerah dengan rahmat Allah. Berhentilah menangis di depan anak, berhentilah mengadu kepada sesama makhluk Allah, tetapi menangis dan mengadulah kepada Allah saat orang-orang sedang tertidur pulas, karena air mata orang tua tidak akan mengalir dengan sia-sia,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.