Kompas TV nasional peristiwa

Pengusutan Tragedi Kanjuruhan Mirip Kasus Sambo: CCTV Dihapus hingga Rekonstruksi Janggal

Kompas.tv - 20 Oktober 2022, 12:17 WIB
pengusutan-tragedi-kanjuruhan-mirip-kasus-sambo-cctv-dihapus-hingga-rekonstruksi-janggal
Rekonstruksi tragedi Kanjuruhan, Rabu (19/10/2022). (Sumber: Tangkap Layar Kanal YouTube Kompas TV)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Iman Firdaus

Rekonstruksi itu harusnya juga menguak fakta penggambaran bagaimana gas air mata yang ditembakkan bisa membuat kepanikan, bagaimana sudut tembakan, dan lainnya.

"Ada suasana atau fakta yang tak bisa digantikan dengan mengubah lokasi rekonstruksi dari Stadion Kanjuruhan ke lapangan Polda Jatim. Misalnya, arah angin dan konstruksi bangunan stadion," jelasnya. 

”Rekonstruksi harusnya bisa di lokasi dan kalaupun dilakukan pemeriksaan, pun pemeriksaan tidak harus di polda, tapi di polres. Kenapa harus merepotkan saksi, korban, dan ahli waris korban. Di Polres terdekat bisa," paparnya. 

"Makanya, kalau upayanya seperti itu, akhirnya persepsi publik seolah-olah polisi mengada-ada atau melakukan intervensi atau pengondisian pada saksi,” tambahnya. 

Baca Juga: Kapolda Jatim Bantah Batalnya Autopsi 2 Korban Tragedi Kanjuruhan Karena Intimidasi Polisi

Mirip Kasus Ferdy Sambo

Bambang lantas menuturkan, model rekonstruksi tidak di lokasi kejadian pun mirip dengan dugaan kasus pelecehan seksual dalam kasus Sambo, yakni dilakukan di lokasi lain dan tanpa saksi.

Tersangka pun sama, yakni para prajurit. Dalam Tragedi Kanjuruhan ini mereka juga berperan sebagai pelaksana lapangan.

”Sampai sekarang polisi belum menyampaikan siapa bertanggung jawab atas tragedi itu. Itu paling penting sebenarnya. Dalam event besar pasti ada penanggung jawabnya. Baik penanggung jawab keamanan maupun event," paparnya. 

"Dan, merekalah yang harus ikut bertanggung jawab selain pelaksana di lapangan yang terbukti di lapangan. Misal, kapolres dan kapolda,” sambungnya. 

Kepala Polres Malang dan Kepala Polda Jatim, menurut Bambang, adalah penanggung jawab keamanan dan ketertiban di Jatim.

Namun, kata Bambang, mereka justru dimutasi dan sampai sekarang belum dimintai pertanggungjawaban. Harusnya keduanya turut diperiksa untuk kasus pidana.

”Ini sangat kontraproduktif dengan upaya memperbaiki citra Polri. Sebab, sejak awal statemen sudah blunder. Ditambah dengan sejumlah kejanggalan, makin membuat nama Polri hancur dan mencederai kepercayaan rakyat,” katanya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x