"Kita lihat sendiri di media, Panpel dalam hal ini saudara Abdul Haris mengatakan ini tanggung jawab PSSI, PSSI bilang ini tanggung jawab Panpel, PT LIB bilang ini tanggung jawab Panpel," tuturnya.
"Jadi semua berlindung di balik ranah hukum formal yang bisa saja menjadi benar tapi benar secara formal, bukan benar secara substansial."
"Inilah yang kemudian menjadi titik awal, tuntutan tanggung jawab moral kepada stakeholder (pemangku kepentingan, red) sepak bola yang merasa bersalah. Kalau Anda memang masih punya hati nurani, masih hidup di negara yang beradab, dan Anda juga beradab, akuilah bahwa ini memang bagian dari kesalahan Anda," ujarnya.
Baca Juga: [FULL] TGIPF Tragedi Kanjuruhan Minta PSSI Bertanggung Jawab!
Anton Sanjoyo berharap, Tragedi Kanjuruhan yang memakan 132 korban meninggal ini bisa menjadi titik awal perbaikan sepak bola nasional.
Dia ingin 132 orang yang meninggal itu tidak sia-sia dan agar bisa menjadi refleksi agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan.
"Kami ingin ada keadilan bagi para korban yang sekarang sudah tidak bisa bersaksi apa pun," kata dia.
"Ini harus menjadi titik awal dari perbaikan semuanya, bukan saja sepak bola tapi tata kelola olahraga. Bagaimana bangsa ini bisa tumbuh dengan jiwa sportif, mengakui kesalahan."
"Hal-hal keberadaban seperti itu ya yang sebetulnya kita ingat dalam pesan kematian yang sangat menyakitkan dari 132 orang di Kanjuruhan," ucapnya.
Baca Juga: TGIPF Minta Polri Tindaklanjuti Penyelidikan terhadap Suporter yang Lakukan Provokasi dan Perusakan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.