Di samping tempat tidur rumah sakit Dicky, seorang penyintas lain bernama Farel Panji juga mengaku beruntung bisa selamat.
Baca Juga: Kisah Korban Tragedi Kanjuruhan: Dibonceng Sahabat ke Stadion, Diantar Pulang tanpa Nyawa
Farel, masih berusia 16 tahun, tengah beranjak ke pintu keluar ketika polisi menembakkan gas air mata. Ketika kerumunan merangsek ke arahnya, Farel mengaku terdorong hingga terjatuh dan pingsan.
“Saya pingsan selama beberapa saat. Ketika bangun, saya masih di tribun stadion,” kata Farel.
Farel Panji kemudian kembali pulang dengan selamat, dilarikan ke rumah sakit keesokan harinya.
Meskipun demikian, remaja yang dirawat dengan mengenakan jersei Arema itu mengaku Tragedi Kanjuruhan tidak mengubah cintanya ke klub.
Polri menyebut 125 orang meninggal dunia dan 323 terluka akibat Tragedi Kanjuruhan. Pemerintah pun membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut kejadian ini.
Pembentukan TGIPF Tragedi Kanjuruhan diumumkan pada Senin (3/10). Tim ini dipimpin oleh Menko Polhukam Mahfud MD dengan wakil ketua Menpora Zainuddin Amali.
Tim ini juga beranggotakan mantan Security Officer AFC, akademisi, pengamat dan jurnalis, mantan pemain, hingga polisi. Menurut Mahfud, TGIPF Kanjuruhan akan bertugas selama dua minggu hingga sebulan.
Baca Juga: Mahfud MD Ketua Tim Independen Pencari Fakta Kasus Kanjuruhan, Anggotanya Menteri hingga Jurnalis
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.