Gejala long covid terbanyak yang dilaporkan dari responden, di antaranya kelelahan, batuk, nyeri otot, dan sesak napas.
Gejala ini bisa menetap dalam durasi yang berbeda, mulai dari 14 hari hingga lebih dari enam bulan.
Namun, sebagian besar responden melaporkan bahwa durasi long covid menetap selama 14 hari - satu bulan.
Adapun, komorbid atau penyakit penyerta yang diderita responden sebagian besar adalah asma, hipertensi, dan diabetes.
Mengenai status gizi responden, Agus bilang bahwa sebagian besar responden adalah pasien yang mengalami obesitas, yakni sebanyak 243 atau 63,1 persen.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa long covid dapat dialami penyintas yang mengalami gejala ringan saat terkonfirmasi positif virus corona.
“Derajat keparahan pada pasien yang kita survei, sebagian besar justru ringan, 220 orang. Jadi ini juga bisa memberikan gambaran bahwa pasien-pasien yang (bergejala) ringan itu pun bisa mengalami long covid,” terangnya.
Baca Juga: WHO Tetapkan Jakarta Level 3 Transmisi Covid-19, Wagub DKI Akui Ada Peningkatan Penularan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berisiko terkena long covid memiliki kondisi sebagai berikut:
Agus menjelaskan dua faktor yang paling berpengaruh dan menjadi faktor tingginya risiko long covid, yakni komorbid dan pneumonia.
“Tapi kalau kita analisis lebih lanjut, secara keseluruhan, maka ditemukan hanya ada dua parameter yang paling bermakna sebagai parameter sebagai faktor yang memengaruhi long covid pada pasien, yaitu komorbid dan pneumonia,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.