Pada 2011 silam, orangtua perempuan kelahiran 4 Februari 2004 ini mendaftarkannya sebagai calon jamaah haji.
Sejak itu, kata dia, entah kapan waktunya, dirinya terus menunggu giliran berangkat ke Tanah Suci.
“Karena Farah bertekad, kalau Farah sudah sukses pasti mau naik haji. Nah itulah kita enggak tahu kapan panggilan Allah itu datang. Alhamdulillah tahun ini terpanggil,” katanya.
Terbang ke Tanah Suci ini, Farah turut membawa doa khusus bagi almarhumah sang ibu.
“Doa buat almarhumah Mama, kemudian doa cita-cita biar sukses, bisa membanggakan orangtua, dan bisa bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Di samping itu, alumni Pesantren Misbahul Ulum, Paloh, Kota Lhokseumawe itu juga berpesan kepada sahabat sejawatnya yang seumuran agar memanfaatkan masa muda sebaik mungkin.
Sebab, menurut dia, bagi setiap orang, panggilan Allah tidak pernah terbayangkan bentuknya seperti apa dan bagaimana.
“Intinya bersihkan hati, bersihkan jiwa baru hidayah itu datang. Jangan lalai dengan masa muda, karena kita enggak tahu kapan ajal itu akan menjemput,” kata Farah.
Usai pulang haji, kata Farah, dirinya akan melanjutkan pendidikan pendidikan di Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua PPIH Embarkasi Aceh Iqbal mengatakan, Farah berangkat bersama jamaah kloter IV dari Aceh Utara 208, Lhokseumawe 130 orang dan Aceh Tamiang 49 orang, dan empat orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan dua Pemandu Haji Daerah (PHD).
“Ia (Farah) memang sudah terdaftar dari awal sebagai jamaah, bukan jamaah cadangan atau pengganti,” kata Iqbal.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.