Baca Juga: Membaca Makna SIlaturahmi Politik 'Kawan Lama' Prabowo dan Surya Paloh
Selain itu, SMRC juga membuat skenario pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan memasangkan tiga kandidat potensial tersebut bersama tokoh alternatif lain.
Misalnya Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Prabowo dengan Puan Maharani, atau Ganjar dengan Airlangga Hartarto.
"Simulasi itu untuk melihat arah dukungan pemilih jika tokoh-tokoh terkuat yang tiga itu dipasangkan dengan alternatif tokoh yang lain. Kalau dipasangkan, misalnya, Anies dengan Ganjar, tentu saja leading (memimpin)," kata Sirojudin.
Berdasarkan skenario tersebut, SMRC menemukan bahwa jumlah dukungan pemilih lebih banyak diarahkan kepada pasangan Anies-AHY daripada calon pasangan yang lain.
"Sejauh ini, jika itu dipecah, misalya Anies dengan AHY, Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan, kita lihat hirarkinya, ternyata arah dukungan pemilih lebih banyak ke Anies-AHY dibanding yang lain," imbuhnya.
Baca Juga: Jazilul Fawaid: Elektoral Ganjar Yang Tinggi Karena Ada Jokowi - SATU MEJA
Dia juga mengatakan, hasil hitungan tersebut belum memasukkan faktor popularitas para kandidat.
"Saat ini popularitas Ganjar yang paling rendah dari tiga tokoh tadi," kata Sirojudin.
Meningkatnya popularitas seorang tokoh, ungkapnya, juga dapat meningkatkan elektabilitas dalam pilpres.
"Jika suatu saat ada komplemen, ada Ganjar-Anies, saya kira akan lebih berat dihadapi oleh pasangan lawannya yang lain," pungkas Sirojudin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.