JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas menerangkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan tokoh dengan dukungan terbanyak sebagai calon presiden (capres) di pemilihan umum presiden (pilpres) 2024.
"Di antara nama-nama yang konsisten dalam setahun terakhir, memang tidak banyak dari tokoh nasional itu, dan Anies di antara yang berada di top three (tiga besar) dengan Mas Ganjar dan Pak Prabowo," kata Sirojudin di program Satu Meja Kompas TV, Selasa malam (1/6/2022).
Dia mengatakan, peluang mendapatkan dukungan sebagai calon presiden sangat terbuka bagi siapa saja, termasuk juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Alasannya sederhana, semua partai politik rasional, mereka berpikir dan menghitung prospek keterpilihan tokoh-tokoh itu, dan jika memungkinkan, mereka mengusul orang yang paling potensial untuk menang," imbuhnya dalam diskusi bertajuk 'Peluang Capres Nonparpol' itu.
Baca Juga: Ujian Koalisi Indonesia Bersatu akan Muncul Saat Penentuan Capres-Cawapres
Dia mengatakan, perhitungan rasional partai politik (parpol) saat ini menilai Prabowo, Anies, dan Ganjar sebagai tokoh yang potensial.
Anies merupakan tokoh independen yang tidak tergabung dalam parpol, sedangkan Ganjar, kata Sirojuddin, tidak memiliki kekuasaan khusus di partainya.
Namun, Sirojudin menganggap parpol-parpol saat ini sedang menunggu momen yang paling bagus. Salah satunya ketika masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta selesai pada Oktober 2022 nanti.
"Masyarakat akan melihat juga seberapa baik manuver dia (Anies Baswedan-red) tanpa status dia sebagai gubernur. Seberapa baik exit Pak Anies dari Gubernur DKI, mulus atau ada ganjalan," tambahnya.
Partai-partai politik juga akan menghitung, lanjut dia, performa Anies ketika sudah tak menjabat sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.
Baca Juga: Membaca Makna SIlaturahmi Politik 'Kawan Lama' Prabowo dan Surya Paloh
Selain itu, SMRC juga membuat skenario pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan memasangkan tiga kandidat potensial tersebut bersama tokoh alternatif lain.
Misalnya Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Prabowo dengan Puan Maharani, atau Ganjar dengan Airlangga Hartarto.
"Simulasi itu untuk melihat arah dukungan pemilih jika tokoh-tokoh terkuat yang tiga itu dipasangkan dengan alternatif tokoh yang lain. Kalau dipasangkan, misalnya, Anies dengan Ganjar, tentu saja leading (memimpin)," kata Sirojudin.
Berdasarkan skenario tersebut, SMRC menemukan bahwa jumlah dukungan pemilih lebih banyak diarahkan kepada pasangan Anies-AHY daripada calon pasangan yang lain.
"Sejauh ini, jika itu dipecah, misalya Anies dengan AHY, Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan, kita lihat hirarkinya, ternyata arah dukungan pemilih lebih banyak ke Anies-AHY dibanding yang lain," imbuhnya.
Baca Juga: Jazilul Fawaid: Elektoral Ganjar Yang Tinggi Karena Ada Jokowi - SATU MEJA
Dia juga mengatakan, hasil hitungan tersebut belum memasukkan faktor popularitas para kandidat.
"Saat ini popularitas Ganjar yang paling rendah dari tiga tokoh tadi," kata Sirojudin.
Meningkatnya popularitas seorang tokoh, ungkapnya, juga dapat meningkatkan elektabilitas dalam pilpres.
"Jika suatu saat ada komplemen, ada Ganjar-Anies, saya kira akan lebih berat dihadapi oleh pasangan lawannya yang lain," pungkas Sirojudin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.