Ia membenarkan, pernyataan Jokowi memang multitafsir, tapi ada makna yang ingin ditunjukkan.
“Lalu mungkin akan ada kubu ketiga, kubu ketiga pun akan sulit, misalkan Nasdem, PKS, dan Demokrat, mungkin ada kelompok tertentu yang tidak menginginkan Anies (Baswedan), jadi bisa jadi Anies juga tidak nyalon.”
“Tapi saya melihat, arahnya semakin dekat, Pak Jokowi akan ke mana. Rakyat sudah paham lebih dulu,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ujang juga menyampaikan analisanya, bahwa capres yang akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2024 tidak akan didukung oleh Jokowi.
“Saya selalu mengatakan sejak tahun lalu, bahwa capres yang didukung oleh PDIP tidak akan didukung oleh Pak Jokowi,” tegasnya.
Ia yakin bahwa dari firasat yang ditemukan di publik, termasuk dari pernyataan kode-kode Jokowi, kemungkinan besar akan ada perbedaan pandangan antara PDIP dengan Jokowi dalam pemilihan capres-cawapres.
“Saya ingin menyampaikan bahwa kemungkinan ada perbedaan pandangan Pak Jokowi dengan PDIP.”
Ia menambahkan, pernyataan-pernyataan Jokowi yang tidak menyebutkan nama menjadi penanda kehebatan Jokowi.
Menurutnya, itu merupakan bagian dari strategi komunikasi politik yang bagus.
“Saya tetap berkeyakinan, nanti itu kemungkinan, kelihatannya apa yang didukung oleh PDIP, kemungkinan besar tidak didukung oleh Pak Jokowi.”
“Secara politik saya yakin. Kenapa? Begini kalkulasi sederhana saya, kalau misalnya Pak Jokowi mendukung Mbak Puan, maka Pak Jokowi sebagai mantan presiden tidak akan punya kekuatan apa-apa setelah selesai sebagai presiden,” urainya.
Baca Juga: Pengamat Yakin Capres yang Diusung PDIP pada Pemilu 2024 Tidak akan Didukung Jokowi, Ini Alasannya
Namun, kondisinya akan berbeda jika Jokowi mendukung calon lain. Menurut Ujang, ia masih bisa memiliki kekuatan.
“Tapi, kalau mendukung orang lain yang bisa dijadikan, dia bisa deal politik tertentu, dan ‘masih bisa mengamankan kebijakan-kebijakan’ termasuk masalah IKN.”
“Jangan lupa, pada 14 Februari 2024, Pak Jokowi masih jadi presiden, jadi masih menentukan terkait siapa yang bisa dijadikan capres-cawapres,” imbuhnya.
Terlebih, presiden memiliki semua sumber daya. Mulai dari sumber daya politik, ekonomi, jaringan, birokrasi, dan sebagainya.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.