JAKARTA, KOMPAS.TV – Partai Buruh dan gerakan buruh Indonesia mengusung 18 tuntutan dalam aksi unjuk rasa dan May Day Fiesta pada hari ini, Sabtu (14/5/2022).
Para buruh yang tergabung dalam sejumlah konfederasi tersebut menggelar aksi di dua titik, yakni kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) dan Gedung DPR RI.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam orasinya mengatakan, aksi tersebut dilaksanakan oleh Partai Buruh bersama gerakan buruh Indonesia.
Gerakan buruh Indonesia terdiri dari sejumlah elemen, di antaranya, SPSI, KSPI, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, KPPI, Serikat Petani Indonesia, dan elemen pendukung Partai Buruh lainnya.
“Yaitu Jala PRT, Buruh Migran, Forum Guru Honorer, dan tenaga honorer, dan lainnya,” kata Said.
Baca Juga: Hari Ini Buruh Gelar Demo “May Day Fiesta 2022”, Hindari Rute Ini Supaya Tak Terjebak Macet!
Said menegaskan, Partai Buruh bersama dengan gerakan buruh Indonesia mengerahkan sekitar 50 ribu buruh dalam aksi itu.
“Seyogyanya kami akan menurunkan massa hampir 100 ribu orang, tapi dengan pertimbangan kapasitas Gelora Bung Karno, dan juga pertimbangan protokol kesehatan, yang harus kita jaga bersama-sama sesuai imbauan pemerintah, maka massa aksi pada hari ini dari DKI, Jabar, dan Banten, dikurangi lebih 50 ribu orang.”
Selain dilaksanakan di Gedung DPR dan di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, May Day Fiesta juga digelar serentak di 5 kota industri dan kota-kota pertanian.
Ia mengklaim di Surabaya sebanyak 25 ribu buruh turun ke jalan, di Batam 15 ribu buruh turun ke jalan, lima ribu buruh lebih petani dan kelompok kelas pekerja lainnya turun ke jalan di Semarang.
“Begitu juga ribuan buruh di Makassar, di Medan, di Bengkulu, di Pekanbaru, di Banjarmasin, di Palangkaraya, di Ternatem, di Papua, di NTB, di Gorontalo, dan kota-kota besar lainnya,” urainya.
Berikut 18 tuntutan yang disampaikan dalam aksi tersebut, menolak Omnibus Law, turunkan harga bahan pokok, menolak rencana kenaikan harga BBM Pertalite dan LPG tiga kilogram.
Kemudian sahkan RUU PPRT, menolak revisi UU P3, menolak upah murah.
“Tiga tahun kita semua sudah tidak naik upah, daya beli turun dan masyarakat kecil sebesar 30 persen sehingga semakin merugikan buruh.”
Tuntutan selanjutnya adalah menghapus outsourcing, tolak kenaikan pajak PPN 11 persen, sahkan RPP perlindungan anak buah kapal dan buruh migran.
“Tolak pengurangan peserta penerima bantuan iuran jaminan kesehatan. Wujudkan kedaulatan pangan dan reformasi agraria. Setop kriminalisasi petani. Biaya pendidikan murah dan wajib belajar 15 tahun,” urai Said.
Kemudian, menuntut agar pemerintah mengangkat guru honorer dan tenaga honorer jadi PNS, bukan sebagai P3K.
“Ketiga belas, pemberdayaan sektor informal. Keempat belas, ratifikasi konversi ILO nomor 90 tentang penghapusan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.”
Tuntutan kelima belas adalah status driver ojol sebagai pekerja, bukan mitra kerja yang tidak jelas hubungan kerjanya.
Baca Juga: May Day Fiesta 2022, Peringatan Hari Buruh Internasional oleh Buruh Seluruh Indonesia!
“Sehingga berhak mendapatkan hak sebagai pekerja, upah layak, jaminan pensiun, dan jaminan lain.”
“Keenam belas, laksanakan pemilu tepat waktu sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi, 14 Februari 2024 secara jurdil dan tanpa politik uang,” tambahnya.
Ketujuh belas, redistribusi yang kekayaan yang adil dengan menambah program jaminan sosial, jaminan makanan, perumahan, pengangguran, pendidikan dan air bersih.
“Terakhir, tidak boleh ada orang yang kelaparan di negeri yang kaya.”
“Partai Buruh dan gerakan buruh Indonesia akan memperjuangkan yang namanya jaminan makanan,” kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.