Baca Juga: Politikus PDIP Minta Menteri Tidak Narsis Jalankan Agenda Politik Pribadi Terkait Pilpres 2024
“Jangan sampai ini hanya sebatas pelipur lara sebenarnya kepada publik, bahwa ada kesan menegur menteri mewarning, tapi sifatnya tipis-tipis tapi tidak memberikan efek jera yang kemudian cukup maksimal,” tegasnya.
Meskipun, lanjut Adi, agak rumit sebenarnya untuk melepaskan sosok-sosok menteri yang dinilai punya potensi maju di pilpres itu sebagai bagian dari kerja-kerja politik plus sebagai bagian juga untuk membantu kerja kerja presiden.
“Karena melekat pada dirinya itu adalah seorang politisi yang notabenenya juga adalah negara, di situlah kemudian yang dikhawatirkan oleh publik,” ucap Adi Prayitno.
“Kalaupun toh tidak mengundurkan diri secara terhormat saya kira presiden juga harus tegas dalam konteks apa menteri ini dalam tanda kutip boleh melakukan kerja-kerja politiknya,” tambah Adi.
Sebab, satu-satunya yang bisa ditoleransi oleh rakyat untuk para menteri yang melakukan kerja politik adalah menunjukkan kerjanya secara maksimal dan mengimplementasikan semua janji presiden.
Baca Juga: PKB Tawarkan Duet Prabowo-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Tanggapan Gerindra
“Misalnya soal perekonomian, Pak Menko ku harus bisa tunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita itu sudah di atas 10%-15% di masa yang akan datang, tentu dalam waktu dekat,” ujarnya.
“Kementerian BUMN misalnya, jangan ada lagi cerita BUMN itu ada yang collaps ada yang rugi dan seterusnya, itu adalah satu-satunya yang bisa ditoleransi oleh publik kalau melakukan pencitraan,” tambahnya.
Sementara fakta yang terjadi saat ini, kata Adi, menurut masyarakat kinerja menteri kurang oke atau under perfom tapi tiba-tiba sibuk di mana-mana muncul di TV, muncul di iklan, deklarasi.
“Saya kira ini yang sebenarnya membuat masyarakat itu agak jengah dengan perilaku para menteri,” kata Adi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.