Kompas TV nasional kesehatan

Epidemiolog Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Terjadi 2 Minggu hingga 1 Bulan usai Lebaran

Kompas.tv - 7 April 2022, 22:50 WIB
epidemiolog-prediksi-lonjakan-kasus-covid-19-terjadi-2-minggu-hingga-1-bulan-usai-lebaran
 Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sarana kesehatan diminta untuk bersiap dalam mengantisipasi lonjakan kasus usai masa mudik Lebaran 2022.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan potensi kenaikan kasus Covid-19. Terlebih, 20 persen penduduk Indonesia belum memiliki kekebalan.

Ia memprediksi, potensi lonjakan kasus usai masa mudik Lebaran tahun ini dapat terjadi sekitar 2 minggu sampai 1 bulan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, maka ada kemungkinan peningkatan akan semakin buruk.

Baca Juga: Mudik Diizinkan, Puan Minta Pemda Tak Lengah Tegakkan Prokes Covid-19

"Aspek kesiapan sarana kesehatan menjadi penting, karena potensi lonjakan tetap ada walaupun kecil, tetapi kita harus siapkan. Sampai setidaknya dari 2 minggu sampai 1 bulan pasca-Idulfitri," ujar Dicky dalam keterangan video yang diterima redaksi, Kamis (7/4/2022).

Dicky juga menambahkan, potensi perburukan lonjakan kasus Covid-19 usai Lebaran bisa diperkecil dengan mitigasi dan manajemen pengelolaan arus mudik dan arus balik.

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mitigasi dan manajemen pengelolaan arus mudik dan arus balik yakni, memastikan orang yang melakukan mobilitas mudik tidak memiliki potensi besar terpapar atau memaparkan virus Corona.

Langkah ini dapat dilakukan dengan adanya aturan pengetatan syarat perjalanan dalam negeri di masa mudik Lebaran.

Baca Juga: Presiden Jokowi: 85 Juta Orang Diperkirakan Mudik Lebaran 2022, 47 Persen Pakai Kendaraan Pribadi

Semisal, aspek imunitas atau status vaksin yang sudah mendapat dosis kedua. 

"Tetapi status vaksin dosis kedua diperhatikan juga tidak memiliki gejala, tidak memiliki kontak erat dengan pasien. Apalagi dengan adanya rapid test, tentu mengurangi potensi penularan atau tertular. Ini menjadi esensial, kalau bisa tiga dosis, itu jauh lebih baik," ujarnya. 

Jalur pemudik dari keberangkatan hingga ke tempat tujuan yang berpotensi keramaian atau penularan virus juga harus diidentifikasi dan diperkuat. 

Baca Juga: Jadi Syarat Mudik, Ini Lokasi Vaksin Booster di Solo yang Buka Malam Hari Selama Ramadan

Ketika transit atau di rest area misalnya, bisa dibuatkan aturan agar tidak berlama-lama untuk menghindari keramaian. 

Tempat wisata di perjalanan atau tempat tujuan juga perlu mendapat perhatian. 

"Karena potensi tertular ini bisa di perjalanan, perlu adanya penguatan aspek skrining para pemudik dan adanya protokol kesehatan yang diterapkan," ujar Dicky.

Peran pemerintah daerah yang menjadi tempat tujuan pemudik juga penting. Ini untuk memastikan warganya dapat melengkapi status vaksin hingga dosis ketiga atau booster.

Baca Juga: Libur Lebaran dan Cuti Bersama Resmi Ditetapkan, Presiden Minta Waspadai Lonjakan Pemudik

Menurut Dicky, pemerintah daerah bisa membuka sentra vaksin bagi pemudik yang belum melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga. 

Hal ini untuk meningkatkan kekebalan pemudik yang kembali ke kota dalam arus balik Lebaran 2022.

"Jadi yang tadinya orang mudik belum vaksin lengkap, ketika dia balik dia sudah vaksin lengkap. Ini akan sangat mengurangi potensi lonjakan," ujar Dicky.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA


Opini

La Donna in Rosso

17 Februari 2025, 02:15 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x