"Tetapi status vaksin dosis kedua diperhatikan juga tidak memiliki gejala, tidak memiliki kontak erat dengan pasien. Apalagi dengan adanya rapid test, tentu mengurangi potensi penularan atau tertular. Ini menjadi esensial, kalau bisa tiga dosis, itu jauh lebih baik," ujarnya.
Jalur pemudik dari keberangkatan hingga ke tempat tujuan yang berpotensi keramaian atau penularan virus juga harus diidentifikasi dan diperkuat.
Baca Juga: Jadi Syarat Mudik, Ini Lokasi Vaksin Booster di Solo yang Buka Malam Hari Selama Ramadan
Ketika transit atau di rest area misalnya, bisa dibuatkan aturan agar tidak berlama-lama untuk menghindari keramaian.
Tempat wisata di perjalanan atau tempat tujuan juga perlu mendapat perhatian.
"Karena potensi tertular ini bisa di perjalanan, perlu adanya penguatan aspek skrining para pemudik dan adanya protokol kesehatan yang diterapkan," ujar Dicky.
Peran pemerintah daerah yang menjadi tempat tujuan pemudik juga penting. Ini untuk memastikan warganya dapat melengkapi status vaksin hingga dosis ketiga atau booster.
Baca Juga: Libur Lebaran dan Cuti Bersama Resmi Ditetapkan, Presiden Minta Waspadai Lonjakan Pemudik
Menurut Dicky, pemerintah daerah bisa membuka sentra vaksin bagi pemudik yang belum melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga.
Hal ini untuk meningkatkan kekebalan pemudik yang kembali ke kota dalam arus balik Lebaran 2022.
"Jadi yang tadinya orang mudik belum vaksin lengkap, ketika dia balik dia sudah vaksin lengkap. Ini akan sangat mengurangi potensi lonjakan," ujar Dicky.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.