Lebih lanjut Adi menilai, permintaan Presiden Jokowi kepada para menteri untuk tidak lagi berbicara penundaan pemilu pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Selasa 5 April 2022 hanya sebatas sentilan.
Menurutnya, karena sifatnya sentilan, maka ada kemungkinan upaya mengangkat wacana tersebut tetap dijalankan, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orang-orang di lingkaran Jokowi.
Untuk itu jugalah, perlu adanya sikap tegas Jokowi dengan ancaman sanksi agar upaya menggulirkan kembali wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden tiga periode dari lingkar presdien benar-benar tidak dijalankan.
Baca Juga: Survei SMRC: Mayoritas Tolak Presiden Tiga Periode dan Penundaan Pemilu 2024
"Aparat desa melakukan dukungan tiga periode itu kan tidak kelihatan siapa elit yang muncul. Tetapi orang tahu siapa yang menggerakkan, mengkonsolidasi ini semua, politik kita ini seperti rumah kaca. Rakyat sudah pintar, sudah cerdas jangan berlaga tidak tahu apa-apa," ujar Adi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan tidak boleh lagi ada menteri yang menyuarakan penundaan Pemilu 2024.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Selasa 5 April 2022.
Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan polemik di publik.
Baca Juga: Luhut Klaim 110 Juta Warganet Dukung Pemilu 2024 Ditunda, Ahli Justru Ungkap Fakta Sebenarnya
"Jangan menimbulkan polemik di masyarakat, fokus pada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.