"Itu tentu upaya bagian dari pesan politik. Upaya untuk diasosiasikan layak sebagai calon yang diperhitungkan untuk Pilpres 2024," kata pengamat Politik Adi Prayitno kepada Kompas TV.
Ia mengakui bila kegiatan keduanya yang amat akrab ini memang pasti dibicarakan oleh masyarakat. Namun, mereka statusnya yang tak berpartai, sehingga akan menjadi hambatan keduanya.
"Ini kan gestur politik mereka selalu dibicarakan orang. Tapi yang paling penting untuk menjadi capres adalah mencari dukungan partai," ujarnya.
Baca Juga: Survei Elektabilitas Litbang Kompas Tunjukkan Prabowo, Ganjar, dan Anies Masuk Tiga Besar!
Ia mengimbau agar keduanya tak hanya aktif di medsos, tapi juga harus aktif menjalin kedekatan dengan partai politik (parpol).
"Cari dukungan partai itu enggak gampang," katanya.
Hal senada dikatakan Pengamat Politik Hendri Satrio yang menilai aktifnya Anies dan Kang Emil di medsos bertujuan untuk menyedot perhatian masyarakat menyongsong agenda pesta demokrasi lima tahunan nanti.
"Setidaknya mereka lebih sering terlihat bersama, walaupun mereka tidak punya partai politik," ujarnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tetapkan Jabar Siaga Satu Hingga Akhir Maret
Meski begitu, akan ada batu sandungan ke depannya yang akan menerpa mereka. Salah satu contohnya karena keduanya sama-sama berhasrat menjadi capres.
"Tapi ini keduanya mau jadi capres, yang mau jadi cawapres siapa? Kalau Kang Emil mau jadi cawapres, Kang Emil harus legowo kalau panggung politiknya punya Mas Anies," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.