JAKARTA, KOMPAS.TV- Survei Litbang Kompas menunjukan masyarakat mulai aktif mencari sosok yang dinilai tepat untuk pencalonan presiden 2024.
Mengutip Kompas.id, jika April 2021 masih terdapat 45,4 persen responden yang belum menentukan pilihan, pada Januari 2022 mengecil di angka 11,8 persen.
Ini menyiratkan, masyarakat mulai aktif meskipun pendaftaran bakal calon presiden dan calon wakil presiden berlangsung 7-13 September 2023.
Naiknya selera politik masyarakat juga berbanding lurus dengan kenaikan elektabilitas sejumlah tokoh.
Tidak jauh berbeda dengan periode survei Kompas sebelumnya, tiga nama tokoh masih berada tiga peringkat teratas. Yakni, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: PDIP Kokoh di Puncak, Demokrat Depak Golkar dari 3 Besar
Kemudian, ada sejumlah nama yang juga muncul yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua DPR Puan Maharani.
Dalam hasil survei Litbang Kompas 17-30 Januari 2022, elektabilitas Prabowo Subianto berada di angka 26,5 persen. Jika mengacu pada survei Kompas pada Oktober 2021, tingkat keterpilihan Prabowo naik hampir dua kali lipat.
Kenaikan ini terjadi karena basis pemilih dan dukungan bagi Prabowo yang datang dari berbagai lini dan wilayah. Seperti halnya di Indonesia bagian barat, tengah, maupun timur.
Untuk wilayah Maluku dan Papuam elektabilitas Prabowo meningkat menjadi 32,3 persen dari sebelumnya pada Oktober 2021 yang hanya 9,1 persen.
Kenaikan eletabiltas bagi Prabowo dalam survei kali ini juga ditandai dari wilayah Sumatera yang merupakan basis pendukungnya pada Pilpres 2019. Jika pada survei sebelumnya, elektabilitas ada di angka 17 persen kini angkanya berada di 30,8 persen.
Baca Juga: Mahfud MD soal Hasil Survei Kepuasan Publik Pemerintahan Jokowi Dikritik: Tak Masalah
Tak hanya itu, kenaikan dukungan bagi Prabowo juga terlihat dari berbagai jenjang pendidikan. Terutama pemilih dengan latar belakang pendidikan dasar, jika sebelumnya 15,4 persen pada Oktober 2021 kini berada di angka 29,9 persen pada Januari 2022.
Dan saat ini, tampaknya kekecewaan sebagian pendukung karena Prabowo bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintah sepertinya mulai terkikis. Basis dukungan dari pendukung lama Prabowo kembali meningkat menjadi 42,1 persen atau naik tiga kali lipat dari survei yang dilakukan Kompas pada Oktober 2021.
Selain Prabowo, kenaikan elektablitas juga tercatat bagi Ganjar yang sebelumnya ada di angka 13,9 persen kini berada di 20,5 persen.
Kendati demikian, kenaikan elektabilitas Ganjar tidak lagi membayangi Prabowo. Bahkan, kenaikan elektabilitas Ganjar di angka tersebut turut ditopang limpahan suara dari pendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: 73,9 Persen Masyarakat Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Setidaknya, hampir sepertiga (31,8 persen) pendukung Jokowi yang mengalihkan dukungannya bagi Ganjar. Dukungan ini, jauh lebih besar dari sebelumnya yang berada di angka 19,2 persen.
Di samping sokongan dukungan dari pendukung Jokowi, Ganjar juga mendapatkan kenaikan dari basis pemilih PDIP. Jika survei Oktober 2021 dukungan dari basis PDIP untuk Ganjar ada di angka 26,2 persen, kini naik menjadi 43,4 persen.
Sesuai survei, kenaikan elektabiltas Ganjar masih terpusat di Pulau Jawa. Di samping itu, kenaikan elektabilitasnya juga tidak lebih besar jika dibandingkan meningkatnya dukungan bagi Prabowo di wilayah yang sama.
Boleh jadi, elektabilitas Ganjar yang berada di bawa Prabowo dikarenakan posisinya yang terbatas menjangkau pemilih yang berada di luar Jawa, baik dari sisi isu maupun aksesibilitas politik.
Selain Prabowo dan Ganjar, dalam survei tercatat Anies Baswedan juga mendapatkan dukungan dari semula 9,6 persen menjadi 14,2 persen.
Baca Juga: Survei Indikator: Mayoritas Warga Indonesia Setuju Vaksin Booster dan PTM
Kenaikan elektabilitas Anies turut ditopang dua hal, yakni dukungan simpatisan partai oposisi yaitu PKS dan Partai Demokrat.
Anies yang memiliki kedekatan dengan PKS, kini mendapat dukungan 50 persen untuk menjadi capres dari sebelumnya pada Oktober 2021 yang hanya 32,9 persen.
Selain PKS, kenaikan dukungan terhadap Anies juga datang dari pemilih Demokrat sebesar 27,1 persen dari sebelumnya 21,5 persen.
Namun, kenaikan dukungan dari PKS dan Demokrat bagi Anies tidak serta merta dapat mendongkrak Anies. Apalagi basis dukungan bagi Anies di sejumlah wilayah masih jauh lebih lambat jika dibandingkan Prabowo dan Ganjar.
Di samping itu, Anies juga belum memiliki kendaraan politik yang membuat basis dukungannya tidak bekerja cepat.
Baca Juga: Bambang Pacul Sebut Unggul Survei Tak Jamin Menang Pilpres, Sindir Ganjar?
Tapi, meski survei Kompas mencatat adanya kenaikan elektabilitas bagi Prabowo, Ganjar, dan Anies, tidak satu pun sosok yang mendominasi.
Basis suara Prabowo masih berkutat pada pemilih lama. Hingga kini, belum semua pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 kembali mendukung sosok yang sama. S
Sebanyak 54,1 persen pendukung Prabowo pada 2019 masih melabuhkan dukungannya pada sosok lain, seperti Anies, Sandiaga Uno, Ganjar, AHY, dan Ridwan Kamil.
Kemudian Ganjar, masih belum mampu memperluas wilayah basis pendukungnya secara signifikan. Begitu pula dengan Anies, yang masih belum mampu mempercepat kenaikan basis dukungan dibandingkan dengan Prabowo dan Ganjar.
Itu artinya tanda bahwa peluang mendapatkan suara masih terbuka dan belum terkonsentrasi pada satu calon semata. Bukan hanya bagi ketiga tokoh teratas dengan elektabilitas teratas, tetapi juga tokoh-tokoh lain.
Apalagi, ada 38,8 persen suara yang tak memilih Prabowo, Ganjar, dan Anies sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Hasil Survei Trust Indonesia: Tingkat Popularitas Partai Golkar di Atas PDIP
Suara dengan persentase tersebut, terdistribusi pada sejumlah sosok seperti Sandiaga, AHY, Basuki Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, dan Erick Thohir.
Termasuk, sebagian responden yang belum menentukan sosok pilihannya untuk calon presiden 2024.
Waktu pelaksanaan Pilpres masih 19 bulan lagi, peluang masih terbuka dan kalkulasi politik belum final. Setiap tokoh, masih punya asa untuk mendapat dukungan dalam Pilpres 2024.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.