JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut, sampai saat ini lebih dari 300 personel militer Indonesia telah menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan di Perancis.
Program pendidikan yang dilaksanakan di Prancis pada tahun 2021 itu adalah pendidikan setingkat Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Spesialisasi Angkatan Laut.
Ratusan personel militer yang diseolahkan di Prancis itu sebagai buah dari hubungan bilateral antara Indonesia dan negara yang dikenal dengan negara fesyen dunia itu.
Bahkan, Prabowo menyebut hubungan bilateral antara Indonesia dan Perancis di bidang pertahanan telah terjalin cukup lama, sejak 1950.
"Dan saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi yaitu kita telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan pada tanggal 27 Juni 2021," kata Prabowo usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, di Gedung Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga: Ahmad Muzani: 2024, Prabowo Subianto Maju sebagai Capres dari Partai Gerindra
Diketahui, pertemuan Prabowo dan Parly tersebut guna membahas peningkatan kerja sama dan memperkuat hubungan bilateral pertahanan Indonesia-Prancis.
"Kami membahas secara mendalam beberapa hal di bidang pertahanan," ungkap Prabowo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Pertemuan tersebut merupakan lanjutan dari Defence Cooperation Agreement (DCA) di Paris, pada 28 Juni 2021, yang pada intinya untuk memperkuat dan memperluas cakupan kerja sama pertahanan.
Berdasarkan beberapa Letter of Intent alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia dan Prancis telah memulai Working Group Alutsista Strategis (Dassault Rafale, Scorpene Submarine, Frigate dan MBDA Missile).
Sehingga, agenda selanjutnya akan mengutamakan pada pembahasan kontrak pengadaan dan alih teknologi.
Hal itu, lanjut Prabowo, memerlukan ratifikasi dari parlemen untuk bisa diimplementasikan dengan baik.
Pertemuan bilateral antara Kemhan RI dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis tersebut diakhiri dengan penandatanganan beberapa perjanjian kerja sama, dengan disaksikan langsung oleh Prabowo dan Florence Parly.
Perjanjian kerja sama tersebut antara lain:
1. Kontrak pembelian enam pesawat tempur Dassault Rafale antara Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan dengan Dassault Aviation
2. Memorandum of understanding (MoU) kerja sama bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup
3. Kerja sama antara Dassault Aviation dan PT DI untuk maintenance, repair dan overhaul pesawat-pesawat Prancis di Indonesia
4. Kerja sama bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group
5. Serta, kerja sama pembuatan munisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Baca Juga: Jokowi Harap Kerja Sama Pertahanan dengan Prancis Tidak Hanya Fokus pada Pembelian Alutsista
Senada dengan Prabowo, Florence Parly juga menyambut baik penandatanganan sejumlah nota kesepahaman tersebut serta penandatanganan kontrak pengadaan pesawat tempur Rafale oleh Indonesia.
"Kami senang sekali Indonesia memilih Perancis sebagai mitra dalam program modernisasi alutsista khususnya untuk pesawat tempur. Saya yakin perusahaan Indonesia dapat menjalin kemitraan untuk mendukung program modernisasi Alutsista TNI yang lain demi mengembangkan industri strategis nasional Indonesia," kata Parly.
Menurut dia, pilihan Indonesia untuk pengadaan Dassault Rafale merupakan pilihan kedaulatan dan keunggulan teknis.
"Pilihan ini menunjukkan kepercayaan Indonesia terhadap Perancis sebagai bukti kemitraan strategis kita sangat kuat dan dinamis," Florence Parly.
Baca Juga: Alutsista Baru Milik TNI AL, Dua Kapal Perang Karya Anak Bangsa!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.