Pada masa lalu, gempa di tanah Jakarta juga pernah menimbulkan kerusakan hebat dan banyak korban jiwa.
Daryono menjabarkan, pada 5 Januari 1699, gempa pernah mengguncang dan menyebabkan kerusakan bangunan-bangunan kolonial ketika itu. Akibat gempa tersebut, sebanyak lebih dari 28 orang meninggal dunia.
Kemudian gempa juga terjadi pada 22 Januari 1780 di Batavia dan nenyebabkan kerusakan hebat.
Baca Juga: Terjadi Gempa Susulan di Banten Sebanyak 33 Kali, Terbesar Mencapai Magnitudo 5,7
Pada 10 Oktober 1834, Batavia kembali diporak-porandakan gempa besar dan menyebabkan banyak kerusakan dan korban.
"Ini semua karena gempa-gempa yang terjadi di zona mega thrust di Selatan Jawa Barat, Banten, hingga Selat Sunda," jelas Daryono.
Karena itu, kata Daryono, potensi gempa besar di Jakarta tetap ada. Kekhawatiran adanya gempa besar ini disebabkan justru karena tidak adanya lagi gempa besar dalam kurun waktu hampir 350 tahun.
"Ini yang kita hindari ke depan. Sudah 350 tahun lebih gempa besar tidak muncul sehingga kita menjadi bertanya-tanya, apakah ke depan akan terjadi seperti ini lagi dan itu sangat berbahaya sekali," terangnya memperingatkan.
Efek gempa besar, sebut Daryono, akan sangat berbahaya untuk Jakarta, karena ibu kota memiliki bangunan-bangunan tinggi.
"Itu semua bisa terdampak gempa besar dari zona mega thrust yang mengalami vibrasi periode panjang," tukasnya.
Dia menyebut ketiadaan gempa di Jakarta adalah zona kekosongan yang perlu diwaspadai. Maksud dari istilah "zona kekosongan" adalah tidak adanya gempa besar dalam jangka waktu tertentu, padahal di sekitarnya sudah terjadi gempa.
Dia mencontohkan adanya gempa dan tsunami di Pangandaran, Jawa Barat pada 2006 yang menewaskan sebanyak 750 orang. Sementara itu pada 2007 juga terjadi gempa di Bengkulu berkekuatan 8,5 magnitudo.
Ini kita sebut zona kosong gempa besar dan suatu saat akan rilis di zona ini. Ini yang perlu kita siapkan," urainya.
Karena itu, antisipasi gempa besar tetap perlu dilakukan di Jakarta. Memang, ada ketidakpastian perihal waktunya. Namun, tetap harus ada persiapan-persiapan mitigasi yang baik.
"Kita harus menyiapkan itu semua. Bagaimana membangun rumah tahan gempa, menyiapkan tata ruang berbasis risiko gempa dan tsunami, mengedukasi masyarakat pesisir bagaimana cara selamat dari gempa dan tsunami, membangun jalur evakuasi, tempat evakuasi dan pelatihan evakuasi mandiri," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.