JAKARTA, KOMPAS.TV – Penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur masih berlangsung hingga saat ini, namun ada sejumlah hal yang sempat menyebabkan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, marah.
Dalam wawancara dengan Kompas TV di acara Sapa Indonesia Akhir Pekan, Sabtu (11/12/2021), Cak Thoriq, sapaan akrab Thoriqul Haq, menjelaskan hal itu.
Saat pembawa acara menanyakan perihal kemarahannya, Thoriq mengakui hal itu terjadi di Dusun Sumber Sari, Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
“Dusun Sumber Sari adalah dusun yang menjadi titik utama turunnya guguran awan panas atau titik utama bencana Semeru,” jelas Cak Thoriq pagi tadi.
Baca Juga: Bupati Lumajang Murka, Lokasi Bencana Erupsi Semeru Dijadikan Tontonan dan Tempat Swafoto
Berikut sejumlah hal yang membuat Thoriq tidak berkenan:
1. Masyarakat Berswafoto di Lokasi Bencana
Sejumlah orang yang mengunjungi lokasi bencana erupsi Gunung Semeru berswafoto di beberapa titik bencana.
Menurut Thoriq, di lokasi itu masih cukup rawan dan banyak kepulan asap. Saat orang-orang itu berswafoto, lanjut Thoriq, evakuasi masih berjalan.
Sebagian dari orang-orang yang berswaafoto atau mengambil gambar di lokasi adalah mereka yang ingin menyerahkan bantuan langsung ke titik bencana.
2. Iring-iringan Kendaraan yang Berlebihan
Thoriq menyebut, pihaknya sudah menyiapkan posko-posko serta banyak tim relawan yang siap menyalurkan bantuan dengan cara yang baik dan benar.
“Kemarin itu ada klub motor, klub mobil, yang bantuannya di depan pakai pick up tapi iring-iringan motornya sampai enam puluhan.”
“Itu yang saya tidak berkenan,” tuturnya.
3. Kerumunan di Titik Lokasi Bencana
Banyaknya orang yang berada di titik bencana disebutnya mengganggu petugas yang sedang melaksanakan percepatan penanganan bencana.
“Apalagi di sana banyak mobil di lokasi, dan mereka berfoto-foto di lokasi, itu yang harus ditertibkan.”
Thoriq mengatakan, dirinya terjun langsung ke lokasi untuk memastikan bahwa titik bencana erupsi Semeru benar-benar aman dan steril.
4. Kekhawatiran Terjadi Erupsi Susulan
Thoriq mengaku khawatir terjadi erupsi susulan Gunung Semeru saat banyak kerumunan dan masyarakat di titik lokasi bencana.
Terlebih saat itu hujan mulai turun di sekitar lokasi.
5. Menghambat Jalur Evakuasi
Menurut Thoriq, saat kejadian, masyarakat yang ada di titik lokasi bencana banyak yang berswafoto dan lokasi bencana menjadi seperti tempat wisata.
Baca Juga: Misteri Isi Gulungan Kertas yang Dilempar Seorang Kakek di Lumajang ke Arah Jokowi
“Di atas itu seperti tempat wisata, seperti tontonan. Orang berhenti di titik-titik yang mereka bisa foto, bisa selfi,” keluhnya.
Padahal lokasi itu merupakan jalur ambulans yang lewat, dan ada tim SAR yang membutuhkan jalan, juga ada tim kesehatan yang ingin memastikan bahwa lokasi betul-betul tidak ada masyarakat.
“Begitu saya mendapatkan informasi langsung turun ke lokasi, dan betul ternyata banyak masyarakat yang di luar masyarakat terdampak datang, dengan tujuan masing-masing.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.