JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemberangkatan awal jemaah umrah dari Indonesia ke Arab Saudi akan menerapkan One Gate System atau sistem satu pintu. Sistem itu hanya untuk membangun trust atau kepercayaan di awal pemberangkatan.
Penjelasan itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji Republik Indonesia (Amphuri), Firman Nur.
Menurutnya, sangat penting bagi jemaah Indonesia membangun kepercayaan Saudi. Oleh sebab itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) bersama seluruh asosiasi.
“One Gate System memang diperlukan dan disepakati di awal keberangkatan,” jelasnya saat menjadi narasumber dalam Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (1/12/2021).
Baca Juga: Kemenag akan Godok Kebijakan Pembatasan Usia Jemaah Umrah, Amphuri Ikuti Aturan Saudi
Berdasarkan kesepakatan, lanjut Firman, rombongan umrah yang akan diberangkatkan terlebih dahulu terdiri dari para pimpinan perusahaan penyelenggara umrah.
Tujuannya agar penyelenggara perjalanan umrah yang berangkat tersebut dapat memahami standar operasional prosedur (SOP) ketentuan pelaksanaan umrah.
“Bisa mengikuti ketentuan yang ada di Saudi, termasuk karantina dan sebagainya,” lanjutnya.
Dia berharap penyelenggara perjalanan ibadah umrah dan pimpinannya yang berangkat nantinya betul-betul menyerap dengan baik dan melakukan uji coba semua kegiatan, termasuk semua ketentuan-ketentuan prosedur tersebut.
“Kita punya target bahwa ketika uji coba semuanya berjalan dengan baik, teratur , rapi, dengan demikian terbangun trust,” tegasnya.
Dia juga berharap, apa pun yang terjadi di beberapa negara dengan perkembangan varian Omicronnya, Indonesia dengan kondisi yang baik ini tetap membangun kepercayaan kepada Saudi Arabia.
Harapan dari kepercayaan yang diberikan oleh Saudi Arabia bukan hanya terkait umrah semata, tetapi juga diharapkan mereka kembali membuka pintu untuk ibadah haji.
“Dan kita bisa melaksanakan ibadah haji pada tahun ini.”
“Jadi kesepakatan kami tentang one gate system itu hanya untuk membangun trust di awal, dikhususkan pada pimpinan perusahaan yang diberangkatkan awal,” tuturnya.
Sedangkan untuk masyarakat umum, dia mengakui kebijakan one gate system tersebut harus dievaluasi.
Baca Juga: Menag Sebut Puluhan Ribu Jemaah Siap Berangkat Umrah, Sapuhi: PPIU Nyatakan Belum Berani
Sebab, one gate system disebutnya tidak sejalan dengan kebijakan penanganan covid.
“Karena one gate system cenderung mengumpulkan orang di satu titik. Ribuan orang dari seluruh Indonesia dari Makassar, Aceh, Medan, dalam satu titik, tentu tidak sejalan dengan kebijakan penanganan Covid.”
Mengenai jumlah jemaah umrah Indonesia yang mencapai puluhan ribu, Firman mengatakan hal itu bukan merupakan masalah.
“Pertama, ada ketersediaan kuota dari Arab Saudi yang cukup besar. Kedua, bahwasanya sudah menjadi kelaziman bahwa umrah itu rata-rata 100 ribu per bulannya,” jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.