JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino, mengatakan bahwa penunjukkan Ahmad Sahroni sebagai Ketua Pelaksana Formula E tidak ada kaitannya dengan partai politik.
Sahroni ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Formula E murni sebagai bentuk profesionalitas Sahroni sebagai penggiat otomotif.
"Jadi tidak ada kaitannya dengan partai politik tertentu, tapi profesionalitas bang Roni sebagai penggiat dan penggila otomotif," kata Wibi kepada wartawan saat dihubungi melalui telepon, Selasa (30/11/2021).
Hal ini Wibi ungkapkan setelah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh untuk memerintahkan Ahmad Sahroni mundur dari posisi Ketua Pelaksana Formula E Jakarta.
Sahroni dinilai membahayakan posisi Presiden Joko Widodo karena membawa-bawa nama Jokowi sementara masih banyak persoalan yang membelit penyelenggaraan Formula E.
Baca Juga: Berandai-andai Surya Paloh, Politikus PSI akan Suruh Sahroni Mundur dari Ketua Pelaksana Formula E
Wibi mengatakan bahwa Partai Nasdem tidak merekomendasikan atau mendesak posisi Sahroni sebagai ketua pelaksana.
"Tidak ada juga satu pun desakan atau rekomendasi dari Nasdem untuk penentuan Ketua Pelaksana. Ini murni profesionalisme. Jadi ketika PSI minta pak Surya Paloh mencopot, memangnya pak Surya Paloh yang menentukan? Kan aneh," kata Wibi.
Menurut Wibi, sosok Sahroni sudah dinilai tepat memimpin kepanitiaan penyelenggaraan Formula E karena kapasitasnya sebagai penggiat otomotif dan posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Ikatan Motor Indonesia (IMI).
"Bagi Nasdem, kakak Sahroni adalah figur yang tepat, terlepas dia anggota DPR RI dari Nasdem, tapi beliau adalah penggiat otomotif dan Sekjen IMI. Bersama-sama Pak Bamsoet (Bambang Soesatyo) sebagai steering committee dari Golkar, mereka adalah duo menarik dan punya kapasitas menyukseskan ajang ini," kata Wibi.
Baca Juga: Anies Jelaskan 3 Alasan Tunjuk Ahmad Sahroni Jadi Ketua Pelaksana Formula E
Sebelumnya diberitakan, PSI menilai Sahroni membahayakan posisi Presiden Jokowi karena membawa-bawa nama Jokowi dalam penyelenggaraan Formula E.
“Formula E sedang diselidiki KPK. Eh, panitia malah minta bertemu Presiden Jokowi. Hal itu tidak layak dilakukan, baik secara politis dan etis. Langkah-langkah Mas Sahroni membahayakan Pak Jokowi,” ujar Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti, pada keterangan tertulis, Selasa (30/11).
Karena itulah, PSI meminta Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, untuk memerintahkan Sahroni mundur dari posisi Ketua Pelaksana Formula E Jakarta.
“Kalau saya jadi Bang Surya Paloh, saya akan minta Mas Sahroni sebagai Bendahara Umum Partai Nasdem dan Anggota DPR RI untuk mundur dari jabatan ketua pelaksana Formula E. Meskipun Mas Sahroni menjadi ketua pelaksana Formula E sebagai Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), hal itu tidak dapat dipisahkan dari jabatannya di Nasdem,” kata Dea.
Baca Juga: Pastikan Formula E Digelar Transparan, Ahmad Sahroni: Kami akan Libatkan KPK untuk Pengawasan
Sahroni sempat menyatakan akan menghadap Presiden Joko Widodo untuk meminta lanjutan arahan penyelenggaraan Formula E.
"Setelahnya baru kita akan menghadap Pak Presiden meminta lanjutan arahan karena ini branding negara, kami harus melaporkan ini kepada Bapak Presiden bukan melibatkan Presiden terkait dengan penyelenggaraan," sambung Sahroni di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (29/11/2021).
Alasannya, kata Sahroni, karena Formula E adalah ajang internasional yang harus dipertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada Presiden jokowi.
"Kita yang akan mempertanggungjawabkan karena ini event internasional maka ini harus dilaporkan dan melaporkan kepada Bapak Presiden," katanya.
Baca Juga: Ketua Pelaksana Formula E akan Bersurat ke KPK Minta Pendampingan dan Pengawasan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.